Jumat 18 Jan 2019 15:56 WIB

Cegah Diabetes dengan Bahan Makanan Tepat

Minyak zaitun berperan memperbaiki resistensi insulin.

RS Azra memerhatikan asupan makanan untuk penderita Diabetes Melitus.
Foto: RS Azra
RS Azra memerhatikan asupan makanan untuk penderita Diabetes Melitus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyandang Diabetes Melitus (DM) terus meningkat, pada tahun 2015 tercatat 37 juta penduduk Amerika terserang penyakit ini. Tak hanya di Amerika, di dalam negeri jumlah penderita DM juga tak kalah mengejutkan.

Menurut WHO, pada 2025 Indonesia menduduki peringkat kelima dunia dengan jumlah penyandang DM 12,4 juta. Menurut Riskesdas 2018 prevalensi DM 10,9 persen, meningkat dari 8,5 persen pada  Riskesdas 2013.

Spesialis Gizi dari Rumah Sakit Azra, dr Anna Hoengdrayana Then, M.Gizi, SpGK mengatakan proses diabetogenik sudah dimulai jika seorang ibu melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah, pada masa dewasa anak tersebut berisiko menderita DM.

Anna mengatakan rata rata 11 persen orang dengan pre-DM menjadi DM tiap tahunnya. Penelitian lain menyatakan sebagian besar pre-DM menjadi DM setelah 10 tahun, 50 persen berisiko mengalamai strok dan serangan jantung.

"Pre-diabet adalah kondisi medis serius tapi dapat di cegah. Bagaimana Caranya?   Dengan cara  menurunkan Berat Badan 5-10 persen, melalui diet (pemilihan makanan yg tepat) dan aktivitas fisik atau olah raga," ujar Anna seperti dalam siaran persnya.

Anna memaparkan ada beberapa cara pemilihan makanan untuk mencegah diabetes. Pertama pilih Karbohodrat kompleks dengan Indeks Glikemik (IG) rendah (< 55), tinggi >70, sedang 55-70.

Makanan yang mengandung IG tinggi, menurut Anna, antara lain gula, tepung tepungan, roti putih, bubur, nasi putih, lontong, buras, kue basah, kue, mi, bihun, krupuk, biskuit, kentang. Sementara IG rendah seperti nasi merah, roti gandum, ubi, singkong, talas, jagung, kacang kacangan, sorgum, jelai, sayuran, buah buahan.

Anna menyarankan untuk makan lebih dari tujuh porsi sayur-buah per hari, pilih roti gandum atau cereal atau nasi merah, makan lebih banyak polong-polongan seperti kacang kedelai, kacang hijau, lentil, dan lebih sering makan kacang-kacangan dan umbi-umbian.

Untuk memenuhi kebutuhan protein, Anna mengatakan, pilihlah yang rendah lemak. Seperti ikan dan makanan laut, unggas tanpa kulit, telur terutama putih telur, daging merah tanpa lemak, dan susu rendah lemak.

Sementara untuk memenuhi asupan lemak lebih baik tak lebih dari 25 persen dari kebutuhan kalori total. "Artinya tanpa gorengan, hindari santan (hindari lemak jenuh dan lemak trans). Sebaliknya tingkatkan asupan lemak baik dari minyak zaitun dan omega 3. Minyak zaitun berperan memperbaiki resistensi insulin," ujarnya.

Untuk cara pengolahan makanan juga, menurut Anna, perlu diperhatikan. Cara memasak makanan tertentu seperti mengoreng dengan  suhu tinggi,  memasak dengan panci bertekanan tinggi, memasak dengan suhu tinggi dan waktu lama  berperan meningkatan Advanced Glication end Products (AGED), di mana AGED berperan dalam proses terjadinya DM.

"Lebih baik memasak dengan cara menumis, merebus, mengukus, pepes, sup," katanya.

Tak ketinggalan, selain memilih makanan yang baik juga perlu disertai dengan olah raga atau aktivitas fisik. Terutama yang bersifat aerobik, minimal 150 menit per pekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement