Senin 07 Jan 2019 13:27 WIB

Pakar Gizi: MSG tak Berkaitan dengan Migrain dan Kebodohan

Asam glutamat merupakan salah satu unsur MSG dibutuhkan dalam penyusunan protein.

Seminar dengan tema Pangan Lokal dan Aspek Keamanan MSG sebagai Sumber Rasa Umami.
Foto: Dok: Ajinomoto
Seminar dengan tema Pangan Lokal dan Aspek Keamanan MSG sebagai Sumber Rasa Umami.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu-isu kesehatan perihal penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) atau vetsin/mecin/micin seperti membuat bodoh, kanker otak, penyebab hipertensi, membuat sakit kepala atau migrain, dan lain-lain, memang masih berkembang luas di masyarakat. Padahal menurut para pakar gizi, Asam glutamat yang merupakan salah satu unsur pokok di dalam MSG, juga diproduksi secara alami dalam tubuh.

Dalam upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait keamanan Monosodium Glutamat (MSG) atau Mecin, PT Ajinomoto Indonesia bekerja sama dengan Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Lampung pada 15 Desember 2018 menggelar Seminar di Gedung Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Lampung. Seminar mengangkat tema “Pangan Lokal dan Aspek Keamanan MSG sebagai Sumber Rasa Umami”.

Acara Seminar ini menghadirkan Pakar Gizi sebagai pembicara utama yakni, dosen dari Poltekkes Jakarta, Dr Marudut Sitompul MPS, Kepala BPOM Provinsi Lampung Dra Syamsuliani, Apt, MM dan Nawasari Indah Puteri Sejati, STP, MSi seorang Dosen Jurusan Gizi di Poltekkes Lampung. Kegiatan Seminar di Gedung Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Lampung ini merupakan seminar ke-3 dari rangkaian acara sosialisasi keamanan MSG sebagai bagian dari program PT Ajinomoto Indonesia untuk terus memberikan informasi dan pemahaman tentang fakta-fakta keamanan MSG sebagai sumber rasa umami.

Sebelumnya, PT Ajinomoto Indonesia juga bekerjasama dengan beberapa Poltekkes seperti di Malang, dan Pontianak, untuk mengadakan kegiatan yang serupa.

Untuk mengupas fakta-fakta keamanan pangan MSG, Dr. Marudut Sitompul MPS menjelaskan unsur–unsur pembentuk MSG.

“Sesuai dengan namanya ‘Monosodium Glutamat’ terdiri dari mineral atau sodium (Na), asam amino glutamat, dan air. Tiga unsur tersebut sebenarnya merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh," ucapnya seperti dalam siaran pers.

Dr Marudut menjelaskan pula, bahwa MSG itu mengandung asam amino glutamat. Glutamat merupakan salah satu unsur penyusun protein. Glutamat menurutnya, penting untuk otak. Sebab Glutamat tidak hanya sebagai neurotransmitter, tetapi juga mengangkut amonia pada otak.

“Selain itu, sekitar 20 persen dari bobot tubuh kita itu adalah protein, nah glutamat kan penyusun protein, dan glutamat itu paling banyak terdapat di otak dan otot,” sambungnya.

Berdasarkan pemaparannya, sudah jelas bahwa isu keamanan Monosodium Glutamat/MSG, dapat menyebabkan kerusakan otak atau menjadi bodoh adalah tidak benar dan terbantahkan. Kemudian, terkait isu MSG membuat sakit kepala juga dapat disanggah melalui jurnal ilmiah yang ditulis oleh Obayashi Y dan Nagamura Y, melalui The Journal of Headache and Pain (2016). Jadi tidak ada hubungannya antara konsumsi MSG dengan insiden sakit kepala.

Fakta terbaru di bulan Januari 2018, MSG telah dikeluarkan dari daftar bahan makanan yang menyebabkan sakit kepala, yang tertuang dalam jurnal “The International Classification of Headache Disorder 3rd edition” yang di susun oleh International Headache Society (IHS).

Sementara itu, Kepala Balai BPOM Propinsi Lampung Dra Syamsuliani, Apt, MM. menyampaikan materi Regulasi Bahan Tambahan Pangan, beliau menyebutkan bahwa secara regulasi Monosodium Glutamat atau MSG diizinkan dan aman untuk dikonsumsi masyarakat sesuai dengan takaran secukupnya.

Dosen Jurusan Gizi di Poltekkes Lampung Nawasari Indah Puteri Sejati, STP, MSi menyampaikan materi terkait berbagai macam pangan lokal Lampung yang dapat dikembangkan dengan berbagai macam variasinya. Masih banyak yang salah persepsi tentang MSG Glutamat di kalangan ahli gizi, dokter dan sebagainya.

"Mereka berpikir MSG atau micin itu sebagai bahan berbahaya membuat otak menjadi bodoh. Disamping itu sepanjang produk pangan itu diatur dan diizinkan pengunaannya oleh BPOM, maka masyarakat tidak usah khawatir untuk menggunakan atau mengkonsumsinya,” lanjutnya.

Dalam kegiatan seminar tersebut, juga dilakukan uji rasa menggunakan “telur dadar” yang dibagi menjadi dua sampel. Sampel pertama hanya menggunakan garam saja, dan sample yang kedua menggunakan kombinasi garam dan MSG. Ternyata, para peserta  lebih banyak memilih sampel yang ke dua karena memiliki cita rasa yang enak walau pengggunaan garamnya lebih sedikit.

Secara keseluruhan, acara Seminar untuk mengupas fakta-fakta keamanan Monosodium Glutamat atau MSG yang diselenggarakan oleh Ajinomoto di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Lampung mendapat respons yang positif, dan peserta sangat antusias mengikuti seminar tersebut. Hal ini dapat terlihat dari jumlah peserta yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber yang dihadirkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement