REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Angelina Jolie mengungkapkan keinginannya terjun ke dunia politik. Bahkan, Jolie mengutarakan hasratnya maju jadi presiden Amerika Serikat. The Telegraph melaporkan Jolie mengutarakan itu ketika ditanya apakah dia tertarik memikirkan karier politik, dengan memasuki persaingan untuk nominasi presiden dari Partai Demokrat.
Bintang film yang juga aktif sebagai juru kampanye kemanusiaan PBB itu mengatakan "akan pergi ke mana dia dibutuhkan". Jolie mengindikasikan dia memiliki syarat yang dibutuhkan untuk terjun ke politik, yakni tidak ada 'kerangka dalam lemari' (rahasia), sikap keras kepala, dan berpikiran terbuka.
Akan tetapi, dia juga senang dengan perannya saat ini sebagai Utusan Khusus PBB yang memberinya kesempatan untuk bekerja dengan orang-orang yang membutuhkan serta pemerintah dan militer. "Jadi untuk saat ini, saya akan tetap diam," ia menyimpulkan ketika ditanya tentang ambisi politiknya saat jadi tamu program BBC Radio Four's Today.
"Jika Anda bertanya kepada saya 20 tahun yang lalu, saya akan tertawa. Saya benar-benar tidak tahu. Saya selalu mengatakan saya akan pergi ke tempat yang dibutuhkan."
"Saya tidak tahu apakah saya cocok untuk politik tetapi saya juga bercanda bahwa saya tidak tahu apakah ada kerangka yang tersisa di lemari saya. Saya cukup terbuka dan di luar sana. Itu bagus. Jujur saya akan melakukan apa pun yang menurut saya benar-benar bisa membuat perubahan."
Ditanya tentang bangkitnya nasionalisme yang membuat Donald Trump mengejar kebijakan "Amerika Pertama" yang agresif, ia membuat perbedaan antara patriotisme dan nasionalisme sempit. "Saya seorang patriot tetapi saya juga seorang internasionalis dan saya mencintai dan menghargai orang lain dan negara lain," katanya.
"Menjadi seorang patriot berarti sangat bangga dengan negara Anda dan bahkan negara Anda terlebih dahulu, tetapi Anda tidak berpikir negara Anda lebih baik daripada yang lain."
Ini kontras dengan nasionalisme sempit di mana orang didorong untuk percaya bahwa hanya masalah mereka yang harus dikhawatirkan, bukan masalah global.
Selain karir filmnya, Jolie telah dikenal karena upaya kemanusiannya, yang membuahkan Penghargaan Kemanusiaan Jean Hersholt dan kemasyhuran kehormatan Ordo St Michael dan St George (DCMG).
Dia telah mempromosikan sejumlah gerakan termasuk konservasi, pendidikan, dan hak-hak perempuan, dan paling terkenal karena pembelaannya atas nama pengungsi sebagai Utusan Khusus untuk Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR). Sebagai tokoh publik, Jolie telah disebut sebagai salah satu orang paling berpengaruh di industri hiburan Amerika.
Selama beberapa tahun, ia digambarkan sebagai wanita paling cantik di dunia oleh berbagai media, dan kehidupan pribadinya adalah subjek publikasi luas. Bercerai dari aktor Jonny Lee Miller dan Billy Bob Thornton, ia berpisah dari suami ketiganya, aktor Brad Pitt, pada September 2016. Mereka memiliki enam anak bersama, tiga di antaranya diadopsi secara internasional.