Rabu 19 Dec 2018 21:18 WIB

Benarkah Multivitamin Benar-Benar Berfungsi Sempurna?

Penelitian menunjukkan orang yang dalam kondisi sehat tak membutuhkan multivitamin

Rep: Desy Susilawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Di pasaran tersedia vitamin dan multivitamin, jelilah memilih agar suplemen bisa menunjang kesehatan.
Foto: Republika/Amin Madani
Di pasaran tersedia vitamin dan multivitamin, jelilah memilih agar suplemen bisa menunjang kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian dari kita mungkin sering mengonsumsi multivitamin dengan alasan agar tetap sehat. Atau pernah mendapatkan rekomendasi dari dokter untuk mengonsumsi vitamin dengan alasan memiliki pola makan yang amat buruk. Akan tetapi apakah benar multivitamin bisa melakukan apa saja?

Ada dua ahli yang memaparkan mengenai multivitamin. Kepala dari Wellness Institute di Cleveland Clinic, Michael Roizen, MD, mengatakan multivitamin memiliki manfaat jangka panjang dan reproduksi yang menjanjikan. Bahkan ia juga mengonsumsi multivitamin setiap hari dan ia merekomendasikan 50 persen orang Amerika yang belum memulainya. 

"Meskipun benar bahwa data multivitamin dalam jangka pendek tidak bermanfaat untuk pria sehat, data 20 tahun menunjukkan manfaat yang signifikan untuk penyakit jantung dan risiko kanker," ujarnya seperti dilansir dari laman Menshealth, Rabu (19/12).

Dalam sebuah penelitian, pria yang mengonsumsi multivitamin memiliki kemungkinan 43 persen lebih kecil untuk mengalami serangan jantung atau stroke setelah 20 tahun dibandingkan dengan yang tidak. Di sisi lain,ada penurunan 18 persen dalam kanker non-prostat di antara pria yang mengonsumsi multivitamin.

Itulah mengapa masuk akal bagi orang-orang yang berusia 20-an, 30-an, dan 40-an untuk mulai mengambil multivitamin sekarang sehingga mereka dapat memetik manfaat di usia lanjut. 

Hanya saja ia mengingatkan mengonsumsi mulvitamin bukan alasan bisa makan sembarangan.  "Saya tidak mengatakan pria juga tidak seharusnya memperhatikan diet mereka. Saya menganjurkan pendekatan Mediterania yang banyak memakan sayuran," ujarnya.

Sementara itu Profesor di Harvard TH Chan School of Public Health, JoAnn Manson, MD, mengatakan multivitamin tidak bisa melakukan apa saja. Harusnya semua orang memilih untuk mengonsumsi makanan sehat dibandingkan menghamburkan hanya untuk pil.

Ia menyebut orang sehat tidak memerlukan multivitamin. Sebuah pil yang mengandung 20 vitamin dan mineral tidak akan pernah mereplikasi campuran kompleks senyawa sehat dalam makanan utuh. Banyak orang menggunakan multivitamin untuk menggunakannya untuk membenarkan kebiasaan makan yang kurang sehat.

Organisasi profesional, termasuk U.S. Preventive Services Task Force, tidak merekomendasikan multivitamin. Bukan karena mereka berbahaya (mereka biasanya mengandung kadar vitamin dan mineral yang aman dibandingkan dengan beberapa suplemen nutrisi tunggal megadosis), tetapi penelitian tidak ada bahwa mereka semua yang menyehatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement