REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Tanpa disadari, beberapa hal sepele yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari ternyata dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.
Sayangnya, hal-hal yang tampak sepele ini seringkali terabaikan dan tidak dikaitkan dengan risiko serangan jantung. Berikut ini adalah kelima hal yang nampak sepele namun dapat meningkatkan risiko serangan jantung seperti dilansir Reader's Digest.
Mudah Marah Karena Masalah Kecil
Emosi berapi-api pada orang yang mudah marah untuk alasan-alasan kecil dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Tim peneliti dari University of Australia pernah melakukan penelitian terhadap orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung dan tingkat kemarahan mereka sebelum serangan jantung terjadi.
Berdasarkan penelitian ini, pasien penyakit jantung berisiko 8,5 kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung pada waktu dua jam setelah meluapkan kemarahan yang intens. Kemarahan intens ini meliputi kemarahan yang besar, tubuh yang menegang dan tangan yang terkepal atau gigi yang berkeretak.
Menghabiskan Sebagian Besar Waktu di Depan Layar
Layar yang dimaksud di sini bukan hanya layar komputer di kantor tetapi juga layar televisi. Menurut penelitian tim dari University College London, risiko serangan jantung akan meningkat ketika seseorang menghabiskan waktu selama empat jam atau lebih di depan layar. Peningkatan risiko ini bisa mencapai 125 persen.
Menurut peneliti, duduk dalam jangka waktu lama akan menghabiskan cadangan enzim di dalam tubuh yang bernama lipoprotein lipase. Lipoprotein lipase merupakan enzim yang berfungsi untuk memecah lemak dan mencegah terjadinya penyumbatan pada arteri.
Karena itu, orang-orang yang harus menghabiskan banyak waktu di depan layar akibat pekerjaan perlu menyediakan sedikit jeda istirahat setiap 20 menit. Manfaatkan jeda ini untuk berjalan-jalan kecil atau sekedar berdiri dari kursi.
Tidur Kurang dari Enam Jam Setiap Malam
Cukup banyak orang dewasa yang sulit untuk mendapatkan tidur sesuai rekomendasi, yaitu sekitar 7-9 jam per malam. Tidur kurang dari enam jam per malam yang berlangsung secara konsisten dapat meningkatkan risiko kejadian serangan jantung hingga lima kali lipat dibandingkan dengan orang-orang yang mendapat cukup tidur. Berdasarkan dua penelitian berebeda, risiko ini berlaku baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Tidak Mengenyam Pendidikan Tinggi di Kampus
Tingkat pendidikan ternyata tak hanya berpengaruh terhadap masa depan tetapi juga pada kesehatan jantung. Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dimuat di International Journal for Equity in Health.
Studi yang melibatkan lebih dari 267 ribu orang dewasa di Australia mengungkapkan bahwa orang-orang yang tidak memiliki ijazah atau gelar memiliki risiko terhadap serangan jantung lebih dari dua kali lipat dibandingkan orang-orang ayng mengenyam pendidikan tinggi di kampus atau universitas.
Terinfeksi Flu
Sejak lama, American College of Cardiology merekomendasikan penderita penyakit jantung untuk mendapatkan vaksin flu setiap tahun. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa vaksin flu memang memiliki peran dalam mencegah terjadinya serangan jantung.
Penelitian yang dimuat dalam New England Journal of Medicine ini melibatkan 364 pasien serangan jantung yang dirawat di rumah sakit. Penelitian ini menunjukkan bahwa penderita penyakit janutng berisiko enam kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung dalam satu minggu setelah terinfeksi virus flu.