Senin 05 Jun 2023 20:59 WIB

Serangan Jantung Mematikan Lebih Mungkin Terjadi pada Hari Senin, Kok Bisa?

Dokter menganalisis data 10 ribu lebih pasien dengan jenis serangan jantung serius.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang pria kena serangan jantung (i;ustrasi). Menurut studi, serangan jantung fatal lebih mungkin terjadi pada hari Senin.
Foto: www.freepik.com.
Seorang pria kena serangan jantung (i;ustrasi). Menurut studi, serangan jantung fatal lebih mungkin terjadi pada hari Senin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan jantung fatal lebih mungkin terjadi pada hari Senin dibandingkan hari lainnya. Ha ini merujuk pada studi yang dipresentasikan pada konferensi British Cardiovascular Society (BCS) di Manchester, Inggris.

Menurut studi tersebut, kemungkinan terjadinya serangan jantung pada hari Senin adalah 13 persen lebih besar dari yang diperkirakan. Para dokter di Belfast Health and Social Care Trust dan Royal College of Surgeons di Irlandia menganalisis data dari 10.528 pasien di seluruh Irlandia (7.112 di Republik Irlandia, 3.416 di Irlandia Utara) yang dirawat di rumah sakit antara tahun 2013 dan 2018 dengan jenis serangan jantung yang paling serius yang dikenal sebagai ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI).

Baca Juga

STEMI terjadi ketika arteri koroner utama tersumbat sepenuhnya. Para peneliti menemukan lonjakan tingkat serangan jantung STEMI pada hari pertama kerja, dengan tingkat tertinggi pada hari Senin. Tingkat STEMI juga lebih tinggi dari yang diperkirakan pada hari Ahad

Para ilmuwan sejauh ini tidak dapat sepenuhnya menjelaskan mengapa fenomena "Blue Monday" ini terjadi. Penelitian sebelumnya menunjukkan, serangan jantung lebih mungkin terjadi pada Senin telah menyoroti hubungan dengan ritme sirkadian, siklus tidur, atau bangun tubuh.

"Kami telah menemukan korelasi statistik yang kuat antara awal pekan kerja dan kejadian STEMI. Hal ini telah dijelaskan sebelumnya tetapi tetap menjadi keingintahuan," kata seorang ahli jantung yang memimpin penelitian di Belfast Health and Social Care Trust, dr Jack Laffan.

"Penyebabnya kemungkinan multifaktorial, namun, berdasarkan apa yang kita ketahui dari penelitian sebelumnya, masuk akal untuk menduga adanya unsur sirkadian," jelas Laffan seperti dilansir laman Siasat, Senin (5/6/2023).

STEMI memerlukan penilaian dan perawatan darurat untuk meminimalkan kerusakan pada jantung, dan hal ini biasanya dilakukan dengan angioplasti darurat, prosedur untuk membuka kembali arteri koroner yang tersumbat. "Penelitian ini menambah bukti seputar waktu terjadinya serangan jantung yang sangat serius. sekarang kita perlu mengetahui apa yang terjadi pada hari-hari tertentu yang membuat serangan jantung lebih mungkin terjadi. Ini juga bisa membantu para dokter dalam menyelamatkan lebih banyak nyawa di masa depan," ujar Profesor Sir Nilesh Samani, Direktur Medis di British Heart Foundation (BHF).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement