Senin 03 Dec 2018 13:04 WIB

Waspada, Bakteri pada Usus Bisa Melawan Antibiotik

Ada 6 ribu bakteri usus manusia yang resisten pada antibiotik

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilusutrasi Bakteri
Foto: pixabay
Ilusutrasi Bakteri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebanyakan bakteri pada usus disebut tidak membahayakan untuk tubuh manusia. Namun, ternyata di sisi lain, usus juga merupakan rumah bagi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.

Seorang peneliti Willem van Schaik, Profesor di Universitas Birmingham mengatakan ada temuan baru dari para peneliti yang telah mengidentifikasi ada 6 ribu bakteri dengan gen resistensi antibiotik yang menghuni usus manusia. Usus disebutnya memang merupakan rumah bagi triliunan mikro-organisme, terutama bakteri.

"Sayangnya, bakteri ini menjadi semakin resisten terhadap antibiotik dan kita perlu memahami proses yang berkontribusi pada perkembangan ini," kata van Schaik. 

Resistensi antibiotik adalah keadaan di mana kuman tidak dapat lagi dibunuh dengan antibiotik. Pada saat antibiotik diberikan, sejumlah kuman akan mati. Tapi kemudian terjadi mutasi pada gen kuman sehingga ia dapat bertahan dari serangan antibiotik tersebut.

Untuk mengidentifikasi gen resistensi dalam bakteri usus, tim peneliti, yang dipimpin oleh Institut Nasional de la Recherche Agronomique (INRA) di Perancis, mengembangkan metode baru dengan membandingkan struktur tiga dimensi dari enzim resistensi antibiotik yang dikenal dengan protein yang dihasilkan oleh bakteri usus.

Mereka kemudian menerapkan metode ini ke dalam katalog beberapa juta gen usus. Itu mengarah kepada identifikasi lebih dari 6 ribu gen resistensi antibiotik yang sangat berbeda dari gen yang diidentifikasi sebelumnya pada bakteri patogen.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Microbiology itu, sebagian besar gen ini tampaknya hadir pada bakteri yang hidup dalam hubungan yang tidak berbahaya dengan manusia. Jadi mungkin bukan ancaman langsung terhadap kesehatan manusia.

Namun, penggunaan antibiotik terus menerus dapat menyebabkan gen resistensi ini ditransfer ke bakteri patogen, sehingga lebih mengurangi efektivitas antibiotik dalam mengobati infeksi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement