REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi baru menemukan remaja yang makan malam bersama keluarga lebih cenderung membuat pilihan makanan sehat. Bahkan ketika anak-anak dan orang tua memiliki masalah komunikasi dan terhubung secara emosional.
Penulis utama studi sekaligus mahasiswa doktoral di University of Guelph Kanada, Kathryn Walton mengatakan banyak penelitian yang telah melihat manfaat dari makan bersama keluarga.
“Berulang kali mereka menemukan hal ini menyebabkan remaja makan lebih banyak buah dan sayuran, serta mengurangi makanan cepat saji dan minuman manis,” kata Walton, seperti yang dilansir pada Ahad (25/11).
“Ada saran bahwa disfungsi keluarga dapat mengganggu manfaat dari makan bersama keluarga. Karena mungkin lebih sulit bagi keluarga yang berfungsi rendah untuk mengatur dan menyiapkan makanan atau memiliki makanan sehat yang tersedia di rumah,” ujarnya lagi.
Walton dan rekan-rekannya menganalisis data tentang anak remaja dan dewasa muda pria maupun wanita yang berpartisipasi dalam Studi Kesehatan Perawat jangka panjang. Tim Walton memasukkan data pada 2.728 anak muda beusia 14 hingga 24 tahun yang tinggal bersama orang tua mereka pada 2011.
Fungsi keluarga diukur melalui serangkaian sembilan pernyataan yang harus dinilai pada skala enam poin, termasuk individu yang diterima sebagaimana mereka, merasa bisa berbagi masalahnya, dan seperti didengar oleh keluarga sendiri. Pertanyaan penting yang tersisa, kata Walton, adalah bagaimana mereka mendapatkan lebih banyak keluarga yang berbagi makanan.
Ia menawarkan beberapa saran untuk membantu mewujudkan hal ini. Keluarga yang tidak makan bersama dapat memulainya sekali sepekan. Selain itu akan lebih mudah diatur jika orang tua tidak merasa tertekan dengan diri mereka sendiri untuk membuat makan malam.
Strategi lainnya adalah mempersiapkan makanan oleh remaja. “Ini sangat penting dalam keluarga yang sangat sibuk. Banyak bantuan membuat pekerjaan ringan. Manfaat tambahannya adalah mempelajari keterampilan persiapan makanaan yang penting,” kata Walton.