Rabu 14 Nov 2018 05:23 WIB

Sering Lihat Timbangan Bantu Turunkan Berat Badan

Rutin melihat timbangan memberi tekanan ke diri untuk menjaga berat badan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Menurunkan berat badan.
Foto: pixabay
Menurunkan berat badan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa saja yang pernah mencoba diet mungkin tahu betapa sulitnya mencapai angka sasaran penurunan berat badan. Tapi sebuah penelitian baru, dilansir laman Fox News, menemukan bahwa mereka yang mencoba sesering mungkin menginjak atau melihat timbangan setiap hari, berpotensi lebih tinggi menurunkan berat badan daripada mereka yang tidak.

Penelitian dilakukan oleh para peneliti dari University of Pittsburgh School of Nursing dan University of California, San Francisco School of Medicine. Penelitian dijadwalkan akan dipresentasikan pada American Scientific Sessions 2018 di Chicago akhir pekan ini. Penelitian menganalisa 1.042 orang dewasa dengan usia rata-rata 47 selama 12 bulan.

Baca Juga

Para peserta yang diteliti banyak yang menggunakan timbangan yang dapat diakses dari WiFi atau Bluetooth, menurut majalah Health. Kebiasaan ini secara tidak langsung membebani diri mereka sendiri.

Pada akhir tahun, peneliti menyimpulkan mereka yang tidak pernah menimbang berat badan atau hanya melakukannya sepekan sekali tidak menurunkan berat badan pada tahun berikutnya. Tetapi mereka yang menginjak timbangan enam atau tujuh hari sepekan mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

Hasil penelitian menunjukkan, kebiasaan sering melihat timbangan telah menurunkan sekitar 1,7 persen dari berat badan asal.

“Memantau berat badan Anda dapat meningkatkan kesadaran Anda tentang bagaimana mengubah perilaku dapat memengaruhi penurunan berat badan," tulis laporan penelitian.

Temuan ini mendukung peran sentral pemantauan diri dalam mengubah perilaku dan meningkatkan keberhasilan dalam upaya untuk mengelola berat badan dengan lebih baik.

Di sisi lain, sering melihat timbangan, bahkan per hari bisa saja menjadi pengalaman negatif. Itu diungkapkan pakar kesehatan Cynthia Sass. “Beberapa klien saya melihat berat hanya sebagai data. Orang lain mengalami hubungan emosional dengan jumlah yang dapat memicu banyak kecemasan, dan bahkan depresi, atau pola tidak sehat lainnya, seperti makan di bawah dan makan berlebihan," ungkap Sass.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement