REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chris Martin mengaku sempat merasa tidak berharga ketika harus berpisah dengan mantan istrinya, Gwyneth Paltrow.

Hal tersebut diungkapkan oleh Chris dalam film dokumenter terbaru Coldplay yang berjudul Coldplay: A Head Full of Dreams. Chris mengatakan mengalami titik terendah dalam hidup selama menjalani tur dunia untuk album Mylo Xyloto pada 2011.

"Ketika kami sedang tur, itu seperti letupan kecil. Anda seperti di penjara. Dan inilah mengapa banyak frontman memiliki masalah dalam kehidupan pribadi mereka," ujar Chris dilansir di Daily Mail, Senin (12/11).

"Menjelang akhir tur Mylo, itu adalah periode yang sangat sulit selama sekitar satu tahun atau lebih. Saya merasa benar-benar tidak berharga dan tidak berarti bagi siapa pun. Saya hanya merasa seperti, saya berantakan karena tidak bisa menikmati hal-hal hebat di sekitarku. Kemudian saya berpisah dengan Gwyneth. Dengar, saya tidak ingin mengeluh. Saya bersyukur dengan segalanya, tapi ini sesuatu yang menggoyahkan hati," katanya.

Rekan satu bandnya, Jonny Bucklan, Guy Berryman, dan Will Champion serta mantan manager Coldplay Phil Harvey mengakui mereka sangat prihatin dengan keadaan Chris saat itu. "Pikiranmu bisa saja memikirkan skenario terburuk. Saya khawatir dengannya. Saya baru merasa tenang setelah mendapat pesan di pagi setelah mengetahui ia baik-baik saja," kata Phil.

Chris dan Gwyneth resmi bercerai pada Maret 2014 setelah 10 tahun menikah. Mereka memiliki dua buah hati yang bernama Apple dan Moses.

Saat ini Chris berpacaran dengan aktris Fifty Shades of Grey Dakota Johnson. Sedangkan Gwyneth baru saja menikah dengan Brad Falchuk.

Ikuti Whatsapp Channel Republika