REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan mulut dan gigi dapat mencerminkan kesehatan seseorang secara umum. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan dan kebersihan area rongga mulut dengan baik.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan rongga mulut adalah dengan menyikat gigi. Akan tetapi menyikat gigi hanya dapat membersihkan sekitar 25 persen dari rongga mulut. Berkumur dengan mouthwash atau obat kumur dapat menyempurnakan upaya membersihkan rongga mulut setelah menyikat gigi.
Kebiasaan berkumur dengan mouthwash setelah menyikat gigi sebaiknya dibiasakan sejak dini. Namun, sebagian orang tua mungkin tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk memperkenalkan anak dengan kebiasaan berkumur dengan mouthwash.
"Selama anak sudah bisa meludah, itu bisa dianjurkan untuk mulai membentuk kebiasaan menggosok gigi dan berkumur," ungkap Head of Professional Marketing PT Johnson & Johnson Indonesia Sri Hastuti Kumaladewi dalam peluncuran Listerine Gum Care di Jakarta, Jumat (9/11).
Di Jepang, lanjut Kumaladewi, kebiasaan berkumur mulai diperkenalkan saat anak memasuki usia PAUD atau sekitar 3-4 tahun. Akan tetapi aturan di Indonesia menyatakan bahwa obat kumur varian ringan baru boleh digunakan pada anak di atas usia 6 tahun dan obat kumur varian intense baru boleh digunakan pada anak berusia di atas 12 tahun.
Untuk mengetahui apakah anak sudah siap berkumur dengan mouthwash atau tidak, ada satu trik yang bisa dilakukan oleh orang tua. Orang tua bisa mengisi satu gelas dengan air putih yang nantinya akan digunakan oleh anak untuk berkumur. Tandai ketinggian air pada gelas tersebut dengan spidol.
Setelah itu, minta anak untuk berkumur dan membuang air bekas kumuran ke dalam gelas yang sama. Bila ketinggian air setelah anak berkumur sama dengan sebelum berkumur, maka anak sudah bisa diberikan obat kumur.
"Tapi kalau air yang dikeluarkan setelah berkumur hanya setengahnya, berarti belum siap," ungkap Kumaladewi.
Mengingat rasa mouthwash yang cukup menarik, orang tua juga perlu memberi edukasi kepada anak untuk tidak menelan mouthwash saat berkumur. Kumaladewi mengatakan mouthwash yang tertelan dalam jumlah sedikit memang tidak memiliki efek membahayakan yang signifikan, akan tetapi sebaiknya hal tersebut dihindari.
"(Menelan) satu botol besar baru akan ada manifestasi keracunan kandungan fluoride (dari mouthwash)," ungkap Kumaladewi.