Jumat 09 Nov 2018 14:24 WIB

Nyeri Punggung Pada Wanita Bisa Jadi Peringatan Serius

Nyeri punggung yang persisten meningkatkan risiko kematian dini.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Olahraga bisa membantu menghindari nyeri punggung pada wanita.
Foto: EPA
Olahraga bisa membantu menghindari nyeri punggung pada wanita.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penelitian baru di Amerika Serikat menemukan, wanita tua yang sering mengalami sakit punggung mungkin memiliki risiko kematian yang lebih tinggi. Dilakukan oleh para peneliti di Boston Medical Center, penelitian ini adalah yang pertama untuk menyelidiki efek nyeri punggung persisten terhadap kematian dengan peneliti sebelumnya hanya berfokus pada dampak nyeri punggung pada difabel.

"Sepengetahuan kami, penelitian kami adalah yang pertama untuk mengukur kecacatan setelah pengukuran nyeri punggung. Ini memungkinkan untuk analisis prospektif sakit punggung yang bertahan dari waktu ke waktu dan kemudian tingkat kecacatan yang dapat membantu menjelaskan hubungan antara nyeri punggung dan kematian," kata penulis utama Eric Roseen, DC, MSc, dilansir dari laman Malay Mail, Jumat (9/11).

Baca Juga

Untuk studi baru, para peneliti mengumpulkan 8.321 wanita berusia 65 atau lebih tua rata-rata 14 tahun. Para peserta dikategorikan ke dalam empat kelompok tergantung pada tingkat nyeri punggung mereka, tidak ada nyeri punggung, nyeri punggung nonpersisten, nyeri punggung persisten yang jarang, atau seringnya nyeri punggung persisten dengan tingkat kecacatan wanita juga dinilai berdasarkan kemampuan mereka untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang umum.

Temuan yang dipublikasikan dalam "Journal of General Internal Medicine" menunjukkan bahwa proporsi wanita yang lebih tinggi dengan nyeri punggung persisten yang terus-menerus meninggal (65,8 persen), dibandingkan mereka yang tidak menderita sakit punggung (53,5 persen).

Setelah mengendalikan faktor sosiodemografi dan kesehatan yang mungkin memengaruhi, para peneliti menghitung bahwa wanita yang sering melaporkan nyeri punggung persisten memiliki 24 persen peningkatan risiko kematian dibandingkan wanita tanpa nyeri punggung. Hasilnya juga menunjukkan bahwa tingkat ketidakmampuan wanita membantu menjelaskan hubungan antara nyeri punggung dan kematian.

"Nyeri punggung dapat secara langsung mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi orang dewasa yang lebih tua dapat secara tidak tepat menghindarinya karena takut cedera kembali atau memburuknya gejala. Karena tidak dapat melakukan atau menghindari, kegiatan sehari-hari dapat menyebabkan kenaikan berat badan, perkembangan atau perkembangan kondisi kesehatan kronis lainnya, dan akhirnya kematian lebih dini," ungkap Roseen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement