Rabu 31 Oct 2018 06:33 WIB

Jarak Ideal antara Melahirkan dan Hamil Kembali

Jarak yang singkat membahayakan kesehatan, terutama perempuan usia di atas 35 tahun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolanda
Hamil
Foto: pixabay
Hamil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jeda setelah melahirkan untuk kehamilan berikutnya sangat penting bagi perempuan. Penelitian baru menyatakan, ibu yang hamil kurang dari satu tahun setelah melahirkan dapat membahayakan kesehatan diri sendiri dan anak mereka.

Peneliti yang dilakukan  University of British Columbia (UBC) dan Harvard TH Chan School of Public Health melihat hampir 150 ribu kelahiran di Kanada. Mereka menemukan jarak pendek antara kehamilan mempengaruhi ibu yang berusia di atas 35 tahun. 

“Studi kami menemukan peningkatan risiko pada ibu dan bayi ketika kehamilan berjarak dekat, termasuk untuk wanita yang lebih tua dari 35 tahun,” kata rekan peneliti dari pasca-doktoral di UBC Laura Schummers, dikutip Independent, Selasa (30/10).

Namun, perempuan pada usia yang sama yang menunggu 12 hingga 18 bulan untuk hamil lagi setelah memiliki bayi mengurangi risiko kerusakan jangka pendek dan jangka panjang terhadap kesehatan mereka.  "Temuan untuk wanita yang lebih tua sangat penting, karena wanita yang lebih tua cenderung lebih dekat ruang kehamilan mereka dan sering melakukannya dengan sengaja," ujar Schummers.

Jarak yang dekat antara kehamilan juga menimbulkan risiko bagi bayi untuk ibu dari segala usia, terutama mereka yang berusia 20 hingga 34 tahun. Penelitian tersebut menunjukan evaluasi paling luas tentang bagaimana peran jarak kehamilan dapat dipengaruhi oleh usia ibu.

Peneliti ini pun merupakan penyelidikan pertama dari jarak kehamilan dan kematian ibu atau morbiditas berat di negara berpenghasilan tinggi. Morbiditas berat termasuk komplikasi kehamilan, persalinan dan persalinan yang mengancam jiwa.

Para peneliti menemukan 1,2 persen risiko kematian ibu atau morbiditas berat pada wanita di atas 35 tahun yang hamil enam bulan setelah kelahiran sebelumnya. Namun, ketika ibu baru menunggu 18 bulan untuk kehamilan berikutnya, risikonya turun menjadi 0,5 persen.

Studi ini menemukan, perempuan yang lebih muda yang hanya memberikan jarak enam bulan antara melahirkan dan kehamilan berikutnya memiliki 8,5 persen risiko kelahiran prematur. Ini terjadi ketika persalinan terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, setelah persalinan dimulai dengan sendirinya.

Untuk perempuan dari kelompok usia yang sama yang menunggu 18 bulan antara kelahiran, risikonya turun menjadi 3,7 persen.

"Mencapai interval satu tahun yang optimal harus dapat dilakukan untuk banyak wanita, dan jelas bermanfaat untuk mengurangi risiko komplikasi" kata profesor asosiasi UBC Dr Wendy Norman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement