Kamis 14 Sep 2023 06:57 WIB

Jelang Menopause, Apakah Masih Bisa Hamil?

Masa pra-menopause tidak menutup kemungkinan terjadinya kehamilan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Wanita yang telah memasuki masa pra-menopause disarankan tidak menjalani kehamilan, karena risiko yang akan dihadapi akan semakin tinggi.   (ilustrasi)
Foto: workingmums
Wanita yang telah memasuki masa pra-menopause disarankan tidak menjalani kehamilan, karena risiko yang akan dihadapi akan semakin tinggi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Wanita akan mengalami masa menopause. Namun sebelum itu terjadi, mereka akan memasuki era pra-menopause. Pada masa itu, apakah wanita masih bisa hamil?

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSIA Grand Family, dr Gahrani Chen, SpOG mengatakan pada masa pra-menopause tidak menutup kemungkinan terjadinya kehamilan, jadi masih ada harapan bagi wanita tersebut untuk hamil. "Selama sel telur masih ada, serta sistem hormonal yang stabil tetap ada kemungkinan terjadinya kehamilan, walaupun tingkat kesuburan sudah berkurang, inseminasi pun masih bisa dilakukan," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (14/9/2023).

Baca Juga

Namun, ia mengatakan sebaiknya wanita yang telah memasuki masa pra-menopause disarankan tidak menjalani kehamilan, karena risiko yang akan dihadapi akan semakin tinggi. 

Walaupun wanita berusia 40 tahun ke atas tidak disarankan untuk hamil, namun bagi mereka yang terlambat menikah atau masih ingin memiliki momongan, tentunya tidak ada larangan. Yang paling penting adalah sang ibu harus siap untuk menghadapi berbagai keluhan dan risiko yang mungkin timbul, serta menikmati proses kehamilan yang diinginkan tersebut dengan mengatur asupan gizi yang seimbang, cukup istirahat serta berolahraga untuk menjaga stamina selama hamil. 

Selain itu disarankan bagi wanita berusia 40 tahun ke atas untuk melakukan medical check up sebelum hamil. Hal yang perlu diingat saat wanita hamil diatas usia 40 tahun adalah selalu menjalani gaya hidup sehat serta patuh pada anjuran dokter spesialis kandungan yang menanganinya. "Tak lupa pula untuk melakukan screening pada janin, misalnya dengan melakukan konsultasi kepada seorang dokter spesialis fetomaternal," sarannya. 

Fetomaternal merupakan salah satu cabang subspesialisasi dari bagian kandungan dan kebidanan (obstetri dan ginekologi) yang menangani kasus kehamilan dengan risiko tinggi bagi calon ibu, serta perkembangan dan diagnosis gangguan janin di dalam kandungan.

Diagnosa fetomaternal yang dilakukan dengan baik dan teliti mampu mendeteksi kelainan genetik, gangguan pembentukan organ, mendeteksi kemungkinan terjadinya keguguran serta bayi lahir dalam keadaan meninggal, kelahiran prematur, juga skrining untuk kelainan kromosom. 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah istirahat dengan cukup, selalu menjaga berat badan, serta hindari makanan yang dapat menghambat penyerapan vitamin dan gizi, seperti kopi, makanan yang terlalu asin atau manis, alkohol dan rokok. "Nah, dengan menerapkan gaya hidup sehat, masa kehamilan di usia senja pun dapat dapat dijalani dengan baik," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement