Sabtu 27 Oct 2018 20:34 WIB

Lima Tanda Stres Sudah Pengaruhi Kesehatan Fisik

Bila tidak ingin mengonsumsi obat, oleskan minyak lavender pada kedua sisi dahi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolanda
Stres
Foto: ist
Stres

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres dapat mempengaruhi kesehatan melalui beragam cara. Bila tak dikendalikan, stres berlebih juga dapat memunculkan tanda atau gejala yang mempengaruhi kondisi tubuh.

Reader's Digest mengungkapkan setidaknya ada lima gejala atau tanda pada tubuh yang bisa muncul karena stres. Berikut ini adalah kelima tanda tersebut beserta cara untuk menanggulanginya.

1. Perubahan berat badan tak biasa

Dr Shanna Levine mengatakan stres mendorong dilepaskannya hormon kortisol. Kondisi ini akan mengubah cara tubuh memetabolisme lemak, protein dan karbohidrat. Di samping itu, stres juga dapat membuat seseorang makan berlebih atau kurang makan. Hal ini membuat sebagian orang yang mengalami stres juga mengalami perubahan berat badan yang tak biasa.

Terkait masalah ini, mengemil kacang-kacangan dapat menjadi salah satu solusinya. Protein pada kacang dapat membantu orang-orang yang kurang makan ketika stres. Di sisi lain, kandungan serat dalam kacang juga dapat memberi rasa kenyang bagi orang-orang yang terlalu banyak makan ketika stres.

2. Urticaria di kulit

Saat mengalami stres, tubuh akan mengeluarkan zat kimia bernama histamin yang diikuti dengan keluhan gatal-gatal. Ini bisa terjadi karna sistem imun yang lebih lemah akibat stres membuat kulit lebih mudah teriritasi oleh hal-hal yang biasanya tidak menimbulkan masalah, misalnya hawa panas, losion atau deterjen. Kondisi ini membuat hives atau urticaria muncul di kulit.

Kemunculan hives di kulit tentu akan terasa tidak nyaman. Untuk mengurangi gejala ini, gunakan handuk yang sudah direndam ke dalam air dingin untuk mengompres area kulit yang terdampak. Bila cara ini tidak memberikan hasil, penggunaan antihistamin bisa dilakukan.

3. Otak yang kabur

Terlalu banyak kortisol ketika sedang stres dapat membuat seseorang sulit untuk berkonsentrasi. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah dalam daya ingat. Tak hanya itu, terlalu banyak kortisol juga dapat memicu kecemasan maupun depresi.

Salah satu cara menanggulanginya adalah mencoba rileks hingga kemampuan fokus kembali membaik. Merilekskan pikiran bisa dilakukan dengan memejamkan mata dan bernapas secara perlahan. Saat memejamkan mata, pusatkan fokus hanya pada bernapas.

4. Sakit kepala

Saat stres, merupakan hal yang normal juka otot menjadi lebih tegang. Kondisi ini dapat memicu terjadinya sakit kepala. Pada orang-orang yang rentan terhadap migrain, stres dapat memicu terjadinya migrain, bahkan migrain yang lebih buruk.

Pada kondisi ini, penggunaan ibuprofen bisa menjadi salah satu solusi. Bila tidak ingin mengonsumsi obat, oleskan minyak lavender atau minyak peppermint pada area kedua sisi dahi (temple) ketika sakit kepala mulai muncul.

5. Perut asam

Stres dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak asam pencernaan yang kemudian dapat memicu terjadinya heartburn. Stres juga dapat membuat proses mengosongkan makanan dari dalam lambung menjadi lebih lambat. Akibatnya, keluhan seperti perut bergas atau kembung bisa terjadi. Keluhan ini bisa semakin meningkat ketika usus 'mengerut' atau berkontraksi.

Kondisi ini bisa diringankan dengan obat antasid yang dijual bebas dipasaran. Alternatif lainnya adalah meminum teh jahe. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement