Rabu 24 Oct 2018 17:05 WIB

Dijadikan Gorengan, Kandungan Protein Hilang atau Tidak?

Meski protein tak hilang namun gorengan juga meningkatkan lemak jenuh

Rep: Santi Sopia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
makan gorengan (ilustrasi).
Foto: Republika/Amin madani
makan gorengan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bicara mengenai gorengan, biasanya orang meragukan apakah nutrisi pada makanan yang digoreng akan hilang atau tidak. Salah satu contoh yang banyak ditemukan, goreng tahu dan atau tempe.

Menurut Ahli Gizi Klinis, Dr. Ida Gunawan M.S., Sp.GK-K, jumlah kandungan protein yang ada pada tahu atau tempe tersebut sebenarnya tetap sama. Hal yang jadi masalah, aksesori-nya, di mana minyak untuk menggorengnya seringkali mengandung lemak jenuh,

"Minyak yang warnanya sudah hitam, misalnya, itu kaya akan lemak jenuh, trans, harus dibatasin jumlahnya, karena punya imbas kurang baik bagi kesehatan," kata Ida di Jakarta, Rabu (24/10).

Lemak jenuh, menurutnya, hanya bisa dizinkan untuk dikonsumsi kurang dari tujuh persen dari total kalori. Sedangkan lemak trans lebih jahat lagi, harus kurang darir satu  persen. 

"Minyak baik contohnya kan mengandung omega 6. Tapi sebaiknya kurangi yang namanya gorengan, lebih baik misal dipepes, dijadikan puding, susu, itu jauh lebih baik," kata Ida menambahkan.

Asam lemak trans atau trans fat terbentuk saat cairan minyak menjadi lemak padat. Ada dua jenis dari trans fat, yakni alami dan buatan. Trans fat alami dihasilkan usus beberapa hewan atau hewani, misalnya, susu dan daging.

Sedangkan lemak trans buatan biasanya berasal dari proses industri yang menambahkan hidrogen pada cairan minyak sayur untuk membuatnya lebih padat.

Lemak trans mudah digunakan dan juga bertahan lama. Trans fat bisa memberikan rasa dan tekstur pada makanan. Sejatinyam tidak sedikit restoran, salah satunya yanh siap saji menggunakan lemak trans ini untuk karena minyak dapat digunakan beberapa kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement