Rabu 24 Oct 2018 06:52 WIB

Bermain Susun Balok Pengaruhi Kepribadian Anak

Pakar menyarankan anak mulai bermain susun balok sejak usia prasekolah.

Rep: Nora Azizah/ Red: Indira Rezkisari
Permainan menyusun balok Lego.
Foto: EPA
Permainan menyusun balok Lego.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang dilakukan The Purdue University memberikan fakta baru terkait permainan susun balok atau lego pada anak. Dilansir melalui Times of India, permainan susun balok yang dimainkan sejak anak-anak menginjak usia prasekolah sangat berpotensi membangun kepribadiannya.

Permainan tersebut sangat berpengaruh terhadap dua hal. Yakni kemampuan matematika dan fungsi eksekutif yang membuatnya siap duduk di bangku sekolah.

Baca Juga

Sara Schmitt sebagai Ahli Pendidikan Anak dan salah satu peneliti mengungkapkan, ia sering kali ditanya para orang tua terkait kesiapan dan kemampuan anak saat pertama kali duduk di bangku sekolah. "Saya sering menyarankan untuk bermain balok susun," kata Schmitt.

Permainan tersebut akan mempersiapkan anak dalam kemampuan matematika dan fungsi eksekutif. Namun penelitian tetap dilakukan untuk membuktikan pengaruhnya agar lebih valid.

Dari hasil studi ditemukan, permainan blok atau balok akan meningkatkan kemampuan matematika, seperti penomoran, pengenalan bentuk, dan bilangan matematika. Kemudian dari sisi fungsi eksekutif lebih pada kemampuan kognitif anak. Fungsi eksekutif akan lebih mengarah pada kemampuan anak memperhatikan, mengingat, menggunakan objek di sekitar, serta merespons secara natural yang sedang terjadi di sekitarnya.

Permainan susun balok atau sejenis Lego dan lain sebagainya akan bermanfaat bagi keluarga yang berasal dari taraf pendidikan kurang. Para siswa yang berasal dari kondisi perekonomian rendah juga bisa mengandalkan permainan ini dalam mengembangkan kepribadian.

"Blok susun bisa dimainkan di kelas atau di rumah sejak dini, anak-anak akan merasa nyaman dengan itu," jelas Schmitt. Permainan susun balok akan memberikan banyak dampak positif, dan ini bisa menjadi solusi bagi keluarga dan anak dengan latar belakang ekonomi rendah.

Penelitian dilakukan terhadap anak-anak berusia tiga sampai lima tahun. Mereka dibagi ke dalam 14 grup kecil dan bermain susun balok sekitar 15 hingga 20 menit. Anak-anak diberikan balok kayu dengan beragam bentuk dan ukuran. Kemudian balok kayu akan ditukar dengan ukuran dan bentuk yang lebih rumit. Mereka diminta membangun bangunan dari yang mudah hingga sulit.

Permainan ini tidak hanya sekadar menyuruh anak membangun sesuatu kemudian ditinggal pergi. Namun mereka diajak berpikir membangun sesuatu sehingga mencapai titik yang dikehendaki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement