Selasa 23 Oct 2018 07:50 WIB

Istri, Jangan Kritik Suami Jika Salah di Dapur

Menghargai pasangan dimulai dengan membantu sama lain di rumah.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Memasak bersama pasangan bisa jadi sarana mempererat hubungan rumah tangga.
Foto: Pixabay
Memasak bersama pasangan bisa jadi sarana mempererat hubungan rumah tangga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istri merupakan sosok yang senang dimanja suaminya. Penghargaan dari suami dalam bentuk apapun merupakan cara menjaga keharmonisan rumah tangga.

Selain ucapan, Konsultan Pernikahan, Indra Noveldy, mengatakan istri juga butuh pelayanan termasuk hal sederhana. Misalnya, suami yang hadir di dapur. Walaupun suami tidak ikut masak, hanya menemani istri di dapur saat memasak saja sudah cukup. Atau suami bisa membantu mempersiapkan alat masak.

Baca Juga

“Ini menunjukkan saya ada untuk kamu. Itu relatif lebih murah dibanding bulan madu,” ujarnya. Sebaliknya, Indra menyarankan agar istri juga mengkomunikasikan kesibukannya, misalnya saat dia sibuk di dapur dan ingin minta bantuan suami, bisa katakan ke suami.

“Tolong dong ambilkan ini atau geprek ini. Komunikasi kata kuncinya selain menuntut juga melibatkan suami,” kata Indra.

Saat suami sudah mulai mau membantu memasak di dapur, Indra menyarankan jangan mengkritik suami seandainya melakukan kesalahan. Kritik akan membuat suami kapok ke dapur.

Eko Bambang selaku Penggiat Aliansi Laki-Laki Baru menambahkan harmonisasi dalam keluarga bisa terjadi kalau kedua belah pasangan itu dalam kondisi bahagia, tidak ada tekanan, sama-sama sehat. Kalau kondisi lelah, potensi tidak harmonis tinggi.

Salah satunya ketika punya beban.

Perempuan yang sudah bekerja keras, mulai pagi sampai malam, bahkan malam pulang ke rumah harus selalu masak. Ini membuat perempuan menjadi lelah, dia mau berbagi pada suami, bicara pada suami, membicarakan masalah rumah tangga pada suami itu tidak terjadi, banyak masalah akhirnya tidak bisa diselesaikan.

Padahal perempuan ini selain ada masalah di kantor, ada masalah rumah tangga yang kompleks. Sementara untuk bicara dengan suami, di rumah sudah capai, sudah lelah, karena memang tidak ada bantuan.

Dalam konteks ini ketidakharmonisan berpotensi tinggi karena persoalan tidak pernah diselesaian antar pasangan. Bayangkan, pulang ke rumah istri yang sibuk memasak dibantu suami yang mencuci piring. Obrolan santai pun akan mengalir, menghilangkan beban suami istri.

“Ini relasi harmonis. Memang tidak gampang, memang harus dimulai sebuah proses antara pasangan baik laki-laki maupun perempuan, itu harus dimulai,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement