REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND -- Merokok adalah salah satu penyebab kematian terbesar di era masyarakat modern. Namun, studi terbaru oleh Cleveland Clinic di Ohio, Amerika Serikat, mengungkap bahwa dampak negatif tidak berolahraga bisa lebih buruk dibandingkan merokok.
Para peneliti memeriksa data lebih dari 100 ribu pasien selama periode 22 tahun. Tim mencermati frekuensi olahraga, level kebugaran, dan kebiasaan merokok seluruh peserta dengan intensif. Mereka kemudian merumuskan risiko kesehatan peserta secara umum.
Hasil studi yang telah dipublikasikan pekan ini menunjukkan, peserta yang tidak pernah atau jarang berolahraga berisiko menghadapi kematian dini. Risiko itu bahkan lebih besar dibandingkan perokok berat ataupun penderita diabetes.
"Kita semua tahu bahwa gaya hidup tidak aktif amat berisiko. Tetapi saya terkejut menjumpai data objektif bahwa faktor risikonya lebih besar dibandingkan kebiasaan merokok, diabetes, atau penyakit stadium akhir," kata peneliti, ahli jantung Dr Wael Jaber.
Secara spesifik, data peneliti mengungkap bahwa peserta dengan gaya hidup kurang gerak alias sedentary lifestyle 500 persen lebih mungkin meninggal dini. Risikonya sekitar tiga kali lebih tinggi daripada peserta yang merokok.
Jaber mengingatkan, temuan itu tidak bermaksud mendukung merokok. Kebiasaan tersebut tetap berbahaya, namun riset mereka juga menunjukkan dengan jelas bahwa mengabaikan gerak dan kurang berolahraga juga sama atau lebih berbahaya.
Dia bahkan menyarankan agar dokter tidak ragu meresepkan 'olahraga' sebagai pengobatan atau pencegahan penyakit. Paling tidak, setiap keluarga menjadwalkan olahraga ringan seperti jogging, bersepeda, atau lompat tali bersama, dikutip dari laman Stylist.
Baca juga, Kemenkes: Semakin Banyak Anak-Anak Merokok