Kamis 18 Oct 2018 17:05 WIB

Olahraga Ternyata Turunkan Risiko Kanker

Penelitian soal aktivitas gerak diyakini kunci untuk membantu mencegah penyakit

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Peragawan memeragakan spinning di arena kebugaran Fitness First cabang Kemang Village, Jakarta Selatan, Senin (12/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Peragawan memeragakan spinning di arena kebugaran Fitness First cabang Kemang Village, Jakarta Selatan, Senin (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah diketahui olahraga itu baik untuk jantung dan dapat menurunkan risiko mengembangkan kondisi medis seperti penyakit jantung dan diabetes. Sebuah penelitian menunjukkan olahraga merupakan faktor penting dalam mengurangi risiko pengembangan berbagai macam kanker.

Para peneliti dari National Cancer Institute tertarik pada kondisi aktivitas fisik dapat mengurangi risiko kanker dengan cara yang sama membantu menjaga jantung. Mereka juga ingin tahu hubungan bervariasi berdasarkan ukuran tubuh atau kebiasaan seseorang merokok.

Baca Juga

Dari ketertarikan itu, ditemukan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah untuk 13 dari 26 jenis kanker. Olahraga pun membuat risiko kanker 7 persen lebih rendah untuk mengembangkan semua jenisnya.

Untuk peserta yang cukup aktif, para peneliti menemukan hasil yang menyatakan 42 persen lebih rendah untuk kanker esofagus, 27 persen lebih rendah untuk risiko kanker hati. Kemudian, peserta cukup berolahraga 26 persen lebih rendah untuk kanker paru-paru, 20 persen lebih rendah untuk jenis leukemia, dan 10 persen lebih rendah untuk kanker payudara.

Peneliti mengatakan, aktivitas olahraga berat justru membuat  peningkatan risiko kanker prostat stadium awal dan kanker kulit. hal itu terjadi sebab lebih banyak paparan matahari mungkin untuk peningkatan risiko kanker kulit karena aktivitas fisik sering terjadi di luar ruangan. 

Mereka pun menduga, laki-laki yang aktif secara fisik lebih cenderung melakukan skrining untuk kanker prostat, dan lebih mungkin didiagnosis dengan penyakit tanpa gejala. Hal ini yang membuat kanker prostat seakan bisa terlihat untuk orang berolahraga.

Hasil tersebut muncul dari menganalisis data 1,4 juta peserta di 12 kelompok penelitian Amerika Serikat dan Eropa. Peserta melaporkan aktivitas fisik mereka antara tahun 1987 hingga 2004. Tim juga melihat kejadian 26 jenis kanker yang terjadi dalam periode penelitian lanjutan yang berlangsung rata-rata 11 tahun.

Penelitian ini berfokus pada apa yang disebut oleh penulis sebagai aktivitas waktu luang. Mereka definisikan sebagai aktivitas fisik yang dilakukan atas kebijaksanaan seseorang untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran atau kesehatan. 

Beberapa contoh aktivitas waktu luang itu termasuk berjalan, berlari, dan berenang. Para peserta melaporkan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk kegiatan ini setiap pekan. Berjalan 150 menit per pekan, misalnya, dianggap sebagai tingkat upaya rata-rata.

Penelitian ini, menurut ahli onkologi Dale Shepard, MD, PhD, menjadi penting karena dapat menunjukkan strategi lain yang dapat digunakan orang untuk mengurangi risiko kanker mereka. Meskipun para ilmuwan tidak tahu persis mengapa olahraga berdampak pada risiko kanker, penelitian ini adalah salah satu kunci untuk membantu mencegah penyakit.

"Ada banyak penelitian yang lebih kecil yang hanya melihat payudara atau hanya usus besar dan kita sudah tahu ada beberapa asosiasi, namun,kekuatan dari penelitian ini adalah itu menunjukkan 13 kanker yang berbeda terkena dampak oleh orang-orang yang lebih aktif," kata Dr. Shepard, dikutip dari ///health.clevelandclinic//, Kamis (18/10).

Dr. Shepard mencatat untuk tujuh kanker, termasuk ginjal, paru-paru dan hati, penelitian menunjukkan 20 persen atau lebih pengurangan risiko kanker melalui tingkat aktivitas yang lebih tinggi. Bagi orang yang ingin tetap sehat, itu sangat memperkaya informasi.

“Makan makanan bergizi, tidur yang cukup, perhatikan berat badan dan olahraga. Itu adalah hal-hal yang mencegah kanker,” kata Dr. Shepard.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement