Selasa 25 Sep 2018 06:29 WIB

3 Dara 2 Tampilkan Konsep Berbeda dengan Film Sebelumnya

Kesulitan mengatur jadwal jadi alasan 3 Dara 2 baru akan tayang sekarang.

Rep: MGROL 106/ Red: Indira Rezkisari
Para pemeran film 3 Dara 2.
Foto: MGROL 106
Para pemeran film 3 Dara 2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tora Sudiro, Adipati Dolken, dan Tanta Ginting akan menemani masyarakat kembali dalam sekuel film 3 Dara. Masing-masing dari trio tersebut akan kembali memerankan karakter mereka yakni Afandi, Jay, dan Richard. Sekuel yang berjudul 3 Dara 2 garapan Monty Tiwa ini memiliki konsep yang berbeda dari film pertamanya.

Konsep film kedua sebenarnya tak jauh seperti film pertamanya. Keduanya sama-sama membahas permasalahan antara pria dan wanita, dan bagaimana hal tersebut berpengaruh dalam kehidupan berpasangan. Namun yang membedakan adalah, ketika di film pertama Tora, Adipati, dan Tanta harus menjalani hari-hari dengan perasaan takut kalau mereka akan berubah jadi wanita, di film kedua mereka akan menjalani kesehariannya dengan rasa takut akan berubah menjadi bapak rumah tangga.

"Kedua film ini masih memiliki keterkaitan. Yang berubah hanyalah plotnya. 3 Dara 2 memang kelanjutan dari film pertama," kata Toha Essa, selaku produser MNC pictures, dalam acara konferensi pers penayangan trailer dan poster pertama film 3 Dara 2 di CGV Grand Indonesia, Jakarta, Senin (24/9).

Untuk penggarapan dan tanggal rilis, sekuel memang memakan waktu penggarapan yang lama dari film sebelumnya karena kesibukan dan kepadatan jadwal dari masing-masing pemeran. Akan tetapi, Toha juga mengatakan bahwa mereka mencari momen yang tepat untuk merilis 3 Dara 2.

"Dua tahun belakangan ini memang sulit mengumpulnya para pemerannya. (Tetapi untuk jadwal rilis) Sepertinya sekarang memang genre komedi memang lagi disukai masyarakat, selain genre horor," kata Toha.

Sebelum melakukan pembuatan film 3 Dara 2, Tanta yang memerankan Richard mengatakan bahwa ia sempat merasa pesimistis. Ia mengaku ia sempat bingung karena apa lagi yang akan dibahas di sekuel. Namun setelah membaca naskah, ia mengaku tidak sabar untuk memulai produksi 3 Dara 2.

Menurutnya, konflik-konflik yang diangkat dalam sekuel sangat menarik karena karakter mereka semua dalam film tersebut sudah berkeluarga, tidak hanya karakter yang diperankan oleh Tora. Untuk proses pengambilan gambar, Tanta juga mengatakan bahwa hal tersebut menyenangkan.

Sama seperti ketika waktu pengambilan gambar film pertama, mereka susah untuk serius karena selalu bercanda dan tertawa. "Waktu lihat cast list, sudah yakin bakal lucu banget. Adipati jangan dikasih film komedi deh, ketawa terus. Susah pokoknya," kata Tanta sembari tertawa.

Lelucon-lelucon yang dilontarkan dalam film 3 Dara 2 tidak semuanya terdapat di dalam naskah. Tora mengatakan bahwa selama proses pengambilan gambar, untuk masalah lelucon, mereka lebih banyak improvisasi karena diberi kebebasan oleh Toha. Tora juga mengatakan bahwa mereka banyak melakukan eksperimen dalam naskah dan beberapa adegan.

Salah satu adegan yang menurut Tora merupakan adegan paling gila adalah agedan kolam renang. "Waktu itu ditanya saya bisa berenang atau tidak. Saya jawab iya, lalu saya langsung disuruh berenang jam setengah tiga pagi untuk pengambilan gambar," kata Tora.

Adegan yang dimaksud oleh Tora adalah adegan mimpi dalam mimpi yang dialami oleh karakternya. Dalam trailer 3 Dara 2, Afandi diperlihatkan tengah mengalami mimpi buruk. Ia berubah menjadi wanita, yang membuatnya buruk adalah ia menjadi istri dari Jay dan Richard. Setelah berseteru dengan keduanya, adegan berganti menjadi Afandi yang tengah keluar dari kolam renang.

Film 3 Dara 2 melanjutkan kehidupan Afandi, Jay, dan Richard setelah Jay dan Richard memutuskan untuk membangun rumah tangga bersama pasangan masing-masing, Grace (diperankan oleh Ovi Dian) dan Kasih (Rania Putrisari). Dalam film ini, ketiga pria tersebut terpaksa harus mengalami bagaimana menjadi bapak rumah tangga.

Film 3 Dara 2 akan tayang di layar lebar pada 25 Oktober. Lukman Sardi, selaku produser kreatif, mengatakan bahwa film ini berkenaan dengan kehidupan suami-istri sehari-hari. Lukman ingin masyarakat merasa adanya kemiripan antara kehidupan mereka dengan kehidupan dalam film tersebut. "Ketika menonton, nanti mereka tertawa dan merasa 'kok gue banget sih,' karena kembali lagi, film adalah cerminan dari kehidupan," kata Lukman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement