Rabu 19 Sep 2018 20:22 WIB

Kerja Malam Hari Tingkatkan Risiko Kanker Pada Wanita

Peneliti berhipotesis kerja malam menganggu ritme sirkadian dan hambat melatonin

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wanita karier
Foto: Republika/Musiron
Wanita karier

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Penelitian internasional baru menyatakan bekerja di malam hari dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker payudara. Terutama pada mereka yang mengalami pra-menopause.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti Kanada, Australia, Eropa. Studi baru ini melakukan survei pada lebih dari 13 ribu wnaita berusia rata-rata 55 sampai 59 dari lima negara yang berbeda (Australia, Kanada, Prancis, Jerman, dan Spanyol).

Baca Juga

Para peserta termasuk 6.093 wanita yang telah didiagnosisi dengan kanker payudara dan 6933 wanita tanpa kanker payudara yang bertindak sebagai pengawas. Temuan, yang diterbitkan dalam Eropean Journal of Epidemiology, menunjukkan risiko perkembangan kanker payudara meningkat dengan jumlah jam kerja per malam, serta jumlah tahun yang dihabiskan pada shift malam.

Wanita yang bekerja setidaknya tiga jam antara tengah malam dan pukul 05.00 setiap malam memiliki risiko 12 persen lebih besar terkena kanker payudara daripada wanita yang tidak pernah bekerja di malam hari. Risiko ini meningkat menjadi 26 persen di anatara wanita pra-menopause.

Selain itu, tim juga menemukan wanita pra-menopause yang bekerja shift malam lebih dari 10 jam menunjukkan 36 persen peningkatan risiko kanker payudara dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah bekerja pada malam hari. Hal itu dengan risiko setinggi 80 persen di kalangan wanita, yang bekerja shift malam lebih dari 10 jam selama lebih dari tiga malam per pekan.

Namun, risiko itu tampak menurun dua tahun setelah berhenti kerja shift malam. Dengan wanita yang masih bekerja malam saat penelitian menunjukkan risiko kanker payudara 26 persen lebih tinggi daripada mereka yang berhenti bekerja di malam hari setidaknya dua tahun sebelumnya.

Meskipun analisis dari lima survei tidak secara khusus mempertimbangkan jenis pekerjaan malam, survei Kanada tidak membandingkan perempuan yang bekerja di sektor kesehatan dan sektor lainnya.

“Risko yang terkait dengan kanker payudara dan kerja malam bervariasi di kalangan responden, terlepas dari jenis pekerjaannya,” kata penulis studi dari Universite de Montreal Anne Grundy, seperti yang dikutip dari Malay Mail, Selasa (18/9).

“Meskipun kami tidak sepenuhnya yakin, kami percaya risiko ini dapat dikaitkan dengan hipotesis kerja malam mengganggu ritme sirkadian dan menghambat sekresi melatonin yang dapat melindungi terhadap kanker,” ujarnya lagi.

Para peneliti menambahkan penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menyelidiki perbedaan risiko antara wanita saat pra dan pasca menopause.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement