Rabu 19 Sep 2018 06:43 WIB

Benarkah Sarapan Sereal Baik untuk Tubuh?

Pilih sereal sehat yang minim prosesan dan tanpa tambahan gula garam.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Sarapan sereal.
Foto: Pixabay
Sarapan sereal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyantap susu dan sereal untuk sarapan sebenarnya merupakan kultur keluarga Barat yang kian banyak dilakoni keluarga Indonesia. Selain alasan kepraktisan, soal nutrisi juga perlu dipertimbangkan. Pertanyaannya, benarkan sarapan seral baik untuk tubuh?

Penulis buku Food Politics, Marion Nestle, mengatakan bahwa hal tersebut tergantung dari gizi yang dikandung produk sereal. Profesor di bidang nutrisi itu meminta siapapun yang mendambakan gaya hidup sehat untuk cermat melihat label makanan.

Baca Juga

Pasalnya, komposisi nutrisi bisa dilihat dari label yang tertera. Meskipun bahan dasar seral adalah gandum yang sehat, tingkat pemrosesan dan penambahan komponen lain, seperti vitamin, mineral, serat, atau perasa dan pewarna akan sangat berpengaruh.

"Sereal yang menurut saya sehat adalah yang minim diproses tanpa tambahan gula atau garam. Sementara, sereal anak-anak cenderung mengalami banyak proses dengan tambahan kalori lebih dari 40 persen akibat gula tambahan," tuturnya.

 

Pendapat lain disampaikan Danna Hunnes, asisten profesor di Ilmu Kesehatan Universitas California, Los Angeles, AS. Sereal dengan bahan alami gandum dan gula disebutnya memiliki manfaat gastrointestinal dan dapat meningkatkan kesehatan jantung.

"Sejumlah studi telah mengungkap bahwa tubuh paling kebal terhadap insulin di pagi hari. Artinya, makan banyak karbohidrat di pagi hari akan diproses lebih baik daripada siang hari," ujar Hunnes yang merekomendasikan konsumsi sereal organik.

Menurut Direktur Program Diet dan Administrasi Pangan di Fresno State University, Lisa Herzig, moderasi adalah kunci. Dia tidak melarang sarapan sereal, asal tidak berlebihan dan dalam sepekan digantikan dengan menu lain yang bervariasi.

"Misalnya, Anda bisa sarapan seral dua atau tiga kali sepekan, kemudian di sisa hari lainnya sarapan dengan telur, omelet keju, atau roti gandum dengan selai kacang," kata profesor madya itu, dikutip dari laman Gizmodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement