Ahad 16 Sep 2018 22:15 WIB

Minang Geopark Run Jadi Brand Wisata Sumbar

Brand Minang Geopark Run dinilai kreatif dan simpel untuk menjual pariwisata Sumbar.

Pengunjung menikmati panorama Bukit Terkurung, di kawasan Ngarai Sianok, Kab.Agam, Sumatera Barat.
Foto: Antara
Pengunjung menikmati panorama Bukit Terkurung, di kawasan Ngarai Sianok, Kab.Agam, Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minang Geopark Run ditetapkan menjadi brand pariwisata Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Ajang yang memadukan olahraga dengan turisme ini dinilai mampu mempromosikan dan menjual daya tarik pariwisata Sumbar berupa budaya, alam, dan buatan manusia ke kancah internasional.

"Minang Geopark Run bisa menjadi brand pariwisata Sumbar. Brand ini kreatif, simpel, dan mudah untuk menjual pariwisata Sumbar ke mancanegara," kata Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Industri Pariwisata Kemenpar Rizki Handayani Mustafa dalam jumpa pers Minang Geopark Run 2018 dan Seminar Nasional Pariwisata 4.0 di Jakarta, Ahad (16/9).

Ajang lari Minang Geopark Run, berlangsung pada 28 Oktober 2018, merupakan

hasil kolaborasi Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sumbar dengan Panitia Penyelenggara 100 Tahun ITB dan Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI). Ia juga didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Rutenya mengambil sekitar kawasan wisata Taman Bumi (Geopark) Ngarai Sianok.

Rizki Handayani mengatakan dengan brand Minang Geopark Run maka akan lebih mudah mempromosikan Sumbar yang memiliki 9 geopark side kelas dunia.

Sebagai perbandingan, Jepang dan China gencar mem-branding pariwisata mereka dengan World Heritage dan UNESCO Global Geopark (UGG). "Brand Minang Geopark akan mudah kita tawarkan kepada wisman Jepang dan China. Dengan menggelar sport tourism ini akan mendatangkan banyak wisatawan, seperti halnya Sumbar yang telah 9 kali menyelenggarakan event Tour de Singkarak (TdS)," kata Rizki Handayani Mustafa.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Oni Yulfian mengatakan, Minang Geopark Run menjadi ajang untuk mempromosikan pariwisata Sumbar sekaligus untuk menyosialisasikan geopark kepada masyarakat di empat kabupaten Sumbar sebagai lokasi 9 geopark side.

"Dengan dijadikan geopark, kawasan wisata tersebut akan lestari dan memberikan manfaat melalui kegiatan kepariwisataan. Selain melestarikan geodiversity (flora dan fauna), juga budaya masyarakat setempat yang masing-masing memiliki kekhasan," kata Oni Yulfian.

Tercatat sembilan geopark side yang dimaksud yakni Ngarai Sianok, Lembah Harau, Danau Maninjau, Kars Tarusan Kamang, Danau Singkarak, Bekas Tambang Sawahlunto, Danau Kembar, Batu Kapal Solok Selatan, Silokek, dan Mentawai.

Oni Yulfian menjelaskan, dari 9 geopark side tersebut, Tim Ahli Geopark UNESCO telah melakukan penelitian mendalam ke lokasi koridor Geopark Lembah Harau yang meliputi Danau Maninjau, Karst Tarusan Kamang, Danau Singkarak, hingga Ngarai Sianok di perbatasan Kota Bukittinggi dan Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.

"Tim ahli UNESCO telah datang ke sana pada Desember 2017. Kita akan terus dorong agar Sumbar memiliki UNESCO Global Geopark (UGG). Untuk menjadi UGG peran Pemda dan masyarakat sangat besar karena menjadi salah satu komponen terpenting dalam penilaian menjadi UGG," kata Oni Yulfian.

Minang Geopark Run melombakan tiga kategori yaitu 5K Fun Run, 10K, dan 21K. Untuk kategori 10K dan 21K pihak penyelenggara akan memberikan hadiah uang tunai, sedangkan kategori 5K Fun karena tidak ada unsur kompetisi akan ada doorprize menarik pagi peserta yang sampai di garis finish.

Dalam rangkaian event Minang Geopark Run juga akan diselenggarakan Exhibition Run dan Tourism Week.

Pada Exhibition Run yang akan diadakan pada 27 Oktober 2018, lima pelari ultra marathon akan dipilih untuk menempuh medan sejauh 70 km dari Kelok Sembilan menuju Lembah Sumbar Harau, lalu Ngarai Sianok dan akan finish di Jam Gadang Bukittinggi dalam rangka mempromosikan geopark lewat medium digital marketing.

Sementara itu, dalam ajang Tourism Week yang akan diadakan pada 15 - 30 Oktober 2018, Dinas Pariwisata Sumatera Barat telah bekerja sama dengan 100+ pelaku bisnis di bidang pariwisata untuk memberikan great sale kepada para peserta lari dan wisatawan lainnya.

Rizki Handayani Mustafa menjelaskan Pemprov Sumbar berkolaborasi dengan Panitia Penyelenggara 100 Tahun ITB dan PTTI juga menggelar Seminar Nasional bertajuk "Pariwisata 4.0 dengan tema Peluang dan Tantangan Menuju Pariwisata Berkelanjutan Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global".

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya akan membuka dan menjadi keynote speaker dalam seminar sehari yang akan berlangsung di Novotel Hotel Bukittinggi tersebut. Acara dilanjutkan dengan gala dinner bersama Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di Istana Bung Hatta pada Sabtu 27 September 2018.

Penyelengaraan seminar nasional ini bertujuan memberikan masukan bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta pemangku kepentingan lainnya dalam memanfaatkan Pariwisata 4.0 untuk meningkatkan daya saing pariwisata nasional maupun daerah dalam mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan nasional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement