Ahad 16 Sep 2018 06:35 WIB

Persahabatan Antarspesies dalam Alpha

Penjabaran karakter yang rinci menjadi keunggulan film Alpha.

Rep: MGROL 106/ Red: Indira Rezkisari
Film Alpha
Foto: Sony Pictures
Film Alpha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim dingin membuat sekelompok pemburu mulai bersiap melakukan perburuan besar-besaran. Tidak hanya para pria dewasa dalam kelompok tersebut yang berburu, tetapi anak muda turut serta bersiap untuk berburu. Salah satunya adalah Keda (Kodi Smit-McPhee), anak dari kepala suku setempat, Tau (Jóhannes Haukur Jóhannesson).

Ketika berburu mereka tidak hanya bergerak menggunakan insting. Mereka memanfaatkan beberapa petunjuk yang telah ada sejak zaman nenek moyang mereka. Petunjuk-petunjuk ini berupa tumpukan bongkahan batu besar yang menjulang tinggi. Salah satu batu yang terletak di bagian bawah terdapat sebuah tanda tangan yang memberi sebuah arahan.

“Apabila ingin berburu, maka ikutilah petunjuk dari batu ini. Jari-jari pada tanda tangan ini menunjukkan arah di mana buruan berada,” kata Tau pada Keda saat mereka melewati tumpukan batu pertama.

Hari kian berganti, cuaca ekstrim mereka terjang demi sampai ke tujuan akhir. Tangkapan yang didapati memang terbilang sudah cukup banyak, tetapi mereka tetap berkelana hingga akhirnya menemukan sebuah petunjuk akan makanan yang lebih besar, yakni sekelompok bison stepa.

Adegan penangkapan bison stepa dalam film ini pun menjadi titik balik cerita. Pengembangan karakter Keda mulai terlihat sedikit demi sedikit akibat tragedi yang mengharuskan dirinya ditinggal. Keda sadar bahwa ia harus menjadi lebih kuat demi bertahan di alam liar.

Pasalnya, ia hanyalah seorang lelaki lemah yang bahkan menyalakan api dari gesekan kayu dan batu saja tidak bisa. Bagaimana ia harus mencari makan?

Selalu terngiang akan omongan ayahnya yang menganggap dirinya lebih kuat dari yang ia bayangkan, Keda tetap bersikeras untuk dapat bertahan hidup. Akan tetapi, semua itu sirna ketika ia tidak berdaya melawan sekawanan serigala yang menghadang.

Keda sadar bahwa dirinya tidak mampu melawan mereka, maka ia memutuskan untuk menetap di atas pohon. Serigala tetap menyerangnya. Salah satunya sempat terluka akibat perlawanan Keda.

Sinar matahari yang terik harus dipadamkan oleh cahaya bulan dan hembusan udara dingin. Keda yang terlelap di atas pohon kerap mendengar rintihan dari serigala yang ia serang.

Film Alpha bercerita tentang persahabatan antara manusia dan serigala. Berbeda dengan film persahabatan hewan dan manusia yang klise, film Alpha menghadirkan ikatan pertemanan yang sangat kuat. Keeratan hubungan mereka terlahir dari faktor pengalaman yang berkenaan antara keduanya.

Film karya sutradara Albert Hughes memiliki jalan cerita yang sangat mudah dipahami. Selain itu, pengembangan karakter Keda juga ditampilkan secara rinci. Bagaimana dia yang awalnya tidak mampu untuk mengeksekusi seekor babi liar, sampai akhirnya dia berhasil menyelamatkan diri dari serangan hewan buas.

Film Alpha dibintangi oleh Kodi Smit-McPhee, Jóhannes Haukur Jóhannesson, dan Natassia Malthe. Film petualangan epik ini akan membuka perspektif penonton bahwa seekor hewan liar juga dapat menjadi sahabat manusia. Selain itu, perjalanan yang dipenuhi rintangan tidak akan membuat ikatan menjadi renggang, melainkan malah semakin mempererat persahabatan.

Tidak hanya memiliki visual dan teknik sinematografi yang mengagumkan, film Alpha memiliki satu kalimat yang sangat menarik. Kalimat ini merupakan sebuah nasihat dari Tau kepada Keda mengenai kepemimpinan.

“Lihatlah, (serigala yang melolong) itu Alpha. Menjadi seorang pemimpin bukanlah bawaan dari lahir, kau harus memiliki banyak pengalaman agar menjadi seorang pemimpin. Akan tetapi, menjadi pemimpin juga merupakan sebuah kelemahan. Sekalinya kau terlihat lemah, maka akan ada anggota yang membelot.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement