Rabu 05 Sep 2018 06:07 WIB

MFC Jadi Acuan Penyelenggaraan Festival di Indonesia

Malang Flower Carnival masuk penyelenggaraan tahun ke-8

Model mempertontonkan keindahan busana bertema bunga anggrek dalam kegiatan Malang Fahion Flower Carnival dengan tema Eksotika Bunga Nusantara di Jalan Ijen, Malang, Jawa Timur, Minggu (10/9).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Model mempertontonkan keindahan busana bertema bunga anggrek dalam kegiatan Malang Fahion Flower Carnival dengan tema Eksotika Bunga Nusantara di Jalan Ijen, Malang, Jawa Timur, Minggu (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan Malang Flower Carnival (MFC) yang memasuki tahun ke-8 menunjukkan MCF menjadi salah satu festival terbaik di tanah air.

Malang Flower Carnival bisa menjadi acuan standardisasi dalam penyelenggaraan sebuah carnival. Terlebih MFC juga telah beberapa kali tampil di ajang internasional.

"Diantaranya di Tokyo dan Berlin baru-baru ini," ujar Agus Sunandar, inisiator dan penyelenggara MFC 2018, Selasa (4/9) kemarin.

Menurut Agus, salah satu kelebihan yang dimiliki kostum-kostum di Malang Flower Carnival adalah penggunaan packaging technology yang tidak membuat kostum menjadi rusak. Sehingga kostum carnival yang glamour dan berukuran besar hingga 4 meter dapat dikemas dengan praktis. Serta memenuhi standar kepabeanan dan karantina.

Terbukti saat MFC berpartisipasi di Tokyo dan Berlin kemarin, kostum-kostum tersebut tidak menemui kendala saat dibawa.

MFC juga dan tercatat beberapa kali mendapat penghargaan di mancanegara di antaranya sebagai The Best Performances dalam Parade Budaya Internasional di Moskow. Tahun  2014 serta mendapat penghargaan Best National Costume, Miss Queen Tourism Ambassador International, di Kuala Lumpur, Malaysia pada 2016.

"Ini sudah terbukti kostum MFC yang kita bawa tidak masalah di bandara. Semua kita packing dengan standar internasional," kata Agus.

MFC 2018 terus melakukan inovasi baik dalam penggunaan teknologi maupun manajemen penyelenggaraan dengan mengacu pada standar carnival kelas dunia seperti Rio de Jenario Carnival (Brazil), Vinice Carnival (Italia), dan Mardi Gras (USA). 

"Teknik ini  mulai digunakan untuk kostum carnival pada event-event besar seperti Banyuwangi Etno Carnival, Jember Fashion Casrnival, dan Solo Batik Carnival serta event carnival lain di daerah," kata Agus.

Malang Flower Carnival 2018 akan berlangsung pada 16 September 2018. Mengangkat tema "Eksotika Bunga Nusantara", MFC diikuti 200 peserta dan diproyeksikan akan dikunjungi sekitar 70.000 hingga 100.000 pengunjung dari Kota Malang dan provinsi lain di Indonesia.

Staf Ahli Walikota Malang Pri Subekti mengatakan, MFC menjadi salah satu event unggulan Kota Malang yang diharapkan akan mendorong meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kota Malang.

"Untuk mengembangkan paruiwisata, tahun ini kita menerapkan program  Pariwisata Malang Raya yang mensinergikan potensi pariwisata Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Batu," katanya.

MFC 2018 masuk dalam  100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia yang digelar sepanjang tahun ini. Jawa Timur memiliki 8 event yang masuk dalam CoE 2018 di antaranya  MFC 2018.

"Penyelenggaraan event bagian penting dalam unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesilibitas) dalam rangka memajukan pariwisata yang akan memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat setempa," kata Esti Reko Astuti selaku Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement