Senin 27 Aug 2018 16:45 WIB

Marvel Studios Serius Bawa Black Panther ke Oscar

Black Panther sudah meraup 1,3 miliar dari penayangan seluruh dunia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Film Black Panther
Foto: Marvel-Disney via AP
Film Black Panther

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Selama beberapa tahun belakangan, Oscar didominasi dengan nominasi film-film yang tidak ramai secara penjualan. Namun, Marvel Studios dan Disney sepertinya ingin serius membawa film Black Panther ke ajang bergengsi itu.

Marvel Studios melirik masuk kategori gambar terbaik, bukan kategori baru yang disiapkan Academy of Motion Picture Arts and Sciences untuk film-film populer. Menurut laporan di Los Angeles Times Disney telah menyewa ahli strategi senior Oscar Cynthia Swartz untuk mengawasi kampanye film tersebut.

Film arahan Ryan Coogler ini sejak penayangan perdana telah diterima baik oleh penonton umum dan kritikus. Isu santer berembus kalau film ini bisa mendobrak stigma buruk tentang film superhero berdana besar, namun minim penghargaan.

Black Panther yang dirilis pada bulan Februari telah meraup 1,3 miliar dolar di seluruh dunia. Film ini banyak diperbincangkan karena mengangka isu penting yang sedang diperbincangkan di Hollywood, yaitu kesetaraan ras.

Dengan anggapan yang besar itu, Disney dan Marvel Studios pun mencoba membawa langkah lebih serius dengan menyewa ahli strategis. Hal ini diharapkan bisa mendorong keberadaan Black Panther dalam nominasi gambar terbaik tahun depan, bukan masuk dalam nominasi populer, dikutip dari Thewrap, Senin (27/8).

Academy of Motion Picture Arts and Sciences baru beberapa waktu lalu mengumumkan akan melahirkan satu nominasi baru untuk pencapaian luar biasa dalam film populer. Nominasi baru diharap bisa meningkatkan peringkat siaran yang melorot bagi Oscar selama beberapa tahun terakhir.

Kategori baru ini tentu saja datang dengan risiko. Kalau dilihat sebagai kategori gambar terbaik nomor kedua untuk film yang digemari publik, ada ketakutan bisa menghancurkan kategori gambar terbaik yang sebenarnya dan merusak kredibilitas Akademi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement