Selasa 07 Aug 2018 17:50 WIB

Obesitas Pengaruhi Waktu Sembuh dari Influenza

'Pengidap' obesitas melepas virus 104 persen lebih lama dibanding yang tak obesitas

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pria obesitas
Foto: Telegraph
Pria obesitas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua orang, di berbagai belahan dunia manapun, bahkan pasti pernah mengalami influenza. Hanya saja kadang kita mengalami komplikasi yang cukup panjang. Terinfeksi virus influenza, penyakit sinus, infeksi telinga hingga radang jantung bisa menjadi sangat parah.

Virus influenza juga dapat memperparah obesitas. Beberapa penelitian menunjukkan obesitas yang terkena virus influenza bisa meningkatkan risiko komplikasi bahkan kematian, termasuk pada manula.

Namun, sebuah studi baru menunjukkan obesitas juga dapat mempengaruhi periode waktu yang dibutuhkan seseorang untuk melepaskan virus dari tubuh mereka. Penulis utama dari penelitian baru yang diterbitkan dalam The Journal of Infectious Diseases, Aubree Gordon dan rekan-rekannya mengumpulkan dan menganalisa data tentang 1783 orang di 320 rumah tangga dari Managua di Nikaragua selama tiga musim flu antara 2015 dan 2017.

Kemudian untuk memastikan durasi periode pelepasan virus, para peneliti mengambil sampel hidung dan tenggorokan untuk diuji RNA virus flu. Namun sampel tidak memberikan informasi apapun tentang penularan virus.

Studi ini menemukan orang-orang dengan obesitas secara signifikan lebih lama untuk melepaskan virus flu daripada mereka yang tidak. Secara khusus, orang-orang dengan obesitas yang terkena influenza menumpahkan virus 42 persen lebih lama daripada mereka yang tidak kegemukan.

Juga orang-orang dengan obesitas yang hanya mengalami gejala flu ringan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Individu ini melepaskan virus 104 persen lebih lama dibandingkan dengan orang yang tidak mengalami obesitas.

Ada beberapa keberatan untuk penelitian ini. Sebab, hasilnya terbatas pada influenza A. Studi ini juga tidak menemukan efek obesitas pada anak-anak.

Dalam editorial terkait, Stacey Schultz-Cherry dari St. Jude Children’s Research Hospital di Memphis mengomentari implikasi kesehatan masyarakat dari penelitian ini.

“Lebih penting untuk mengembangkan strategi efektif mencegah dan mengendalikan influenza, terutama pada populasi kelebihan berat badan dan obesitas,” kata Schultz-Cherry, dilansir dari Medical News Today, Selasa (7/8).

Dengan meningkatnya fokus pada pengembangan vaksin influenza universal, kata Schultz-Cherry, perlindungan ditingkatkan. “Pertanyaannya tetap, apakah pendekatan ini melindungi populasi yang ditargetkan dan mengurangi durasi penularan virus,” ujarnya.

Sebenarnya obesitas juga mempengaruhi hal lainnya, yaitu menyebabkan gejala asma yang lebih parah dan bahkan dapat memicu timbulnya penyakit lain. Para ilmuwan berpikir itu karena kondisi ini dipicu oleh saluran udara yang meradang dan bengkak. Selain itu banyak orang yang obesitas mengalami peradangan kronis tingkat rendah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement