Rabu 18 Jul 2018 08:28 WIB

Membersihkan Rumah Sama Bahayanya dengan Merokok

Kandungan kimia produk pembersih berefek negatif bagi kesehatan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Membersihkan rumah. Ilustrasi
Foto: Pixabay
Membersihkan rumah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membersihkan rumah merupakan keharusan agar terasa nyaman dan enak dipandang. Kegiatan sehari-hari ini namun menuai kontroversi dari penelitian baru yang menyatakan bersih-bersih rumah sama saja dengan merorok sebungkus per hari.

Menurut penelitian yang diterbitkan di American American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, membersihkan rumah seminggu sekali sama dengan merokok. Bahaya yang ditimbulkan tidak baik untuk paru-paru.

"Kami menemukan penurunan fungsi paru-paru yang dipercepat pada wanita baik setelah pembersihan dan pembersihan di rumah," tulis penulis utama studi Øistein Svanes, dikutip dari Fox News, Rabu (18/7).

Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Bergen, Norwegia, diikuti oleh 6.000 orang yant terdiri dari petugas rumah tangga profesional dan pemilik rumah biasa. Selama 20 tahun, mereka menguji kapasitas pernapasan peserta dan meminta mereka mengisi kuesioner yang panjang.

Hasil dari penelitian panjang itu, lebih banyak kerusakan ditemukan di antara wanita yang bekerja sebagai pembersih profesional. Namun, bahkan mereka yang hanya membersihkan rumah mereka sekali seminggu menunjukkan kerusakan paru-paru yang setara dengan efek menghisap sekitar 20 batang rokok per hari.

Efek yang berbahaya ini dapat dikatakan berasal dari penggunaan zat kimia. Namun, bukan hanya karena penggunaan zat kimia juga faktor aliran udara yang membersihkan udara di dalam rumah.

"Ini bukan studi tentang bahan-bahan tertentu, jadi setiap anggapan tentang paparan terhadap bahan khusus apa pun itu? Suatu anggapan," ujar  profesor kimia di Indiana University Bill Carroll.

Carroll menjelaskan, membersihkan rumah memang memerlukannya bantuan dari zat pembersih, seperti pemutih dan amonia. Penggunaannya ditegaskan harus dengan ventilasi yang baik.

Ahli kesehatan dan kebugaran dan penulis Living in the Chemical Age Janet Newman menjelaskan,  produk yang mengandung pemutih dan amonia bila digabungkan akan menciptakan gas chloraminedan. Asap beracun ini bisa berakibat fatal. Penghirupan tanpa ventilasi yang baik bisa menjadi korosif paru-paru dan dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.

Baca juga: 10 Alasan Berhenti Merokok Tahun Ini (1)

Bahaya amonia dan pemutih memang nyata. Namun banyak produk pembersih lain di luar gabungan dua itu yang berbahaya juga. Salah satunya wewangian yang menyengat.

Bau yang menyengat pun ternyata itu berbahaya sebab merupakan aroma sintetis. Senyawa yang digunakan bisa terhirup dan  bisa menjadi neurotoksin atau karsinogen.

"Wewangian digunakan untuk mengharumkan berbagai produk pembersih, termasuk sabun cuci piring, deterjen, pembersih karpet, seprai pengering, dan penyegar udara, untuk beberapa nama. Konsumen harus tahu bahwa kata 'wewangian' adalah istilah mencangkup semua," ujar Newman.

Dengan kata lain, saat produk menyatakan terdapat wewangian, itu bisa berarti sejumlah bahan kimia berbahaya. Newman menambahkan salah satu bahan aroma umum yang paling berbahaya adalah styrene.

"Styrene telah dianggap 'cukup diantisipasi untuk menjadi karsinogen manusia' oleh Program Toksikologi Nasional. Ia juga telah diketahui beracun bagi hati dan sistem saraf pusat," kata Newman.

Zat lain yang harus diwaspadai termasuk benzophenone yang bisa mengganggu endokrin yang terkait dengan tumor hati serta asetaldehida. Kedua zat kimia  yang telah dianggap berpotensi karsinogenik pada manusia.

Bagaimana cara memeriksa produk pembersih untuk zat berbahaya? Itu perkara yang cukup sulit, sebab banyak produk yang menyamarkan kandungan dalam daftar mereka bahkan seperti penggunaan wawangian.

Menurut daftar Bahan Kimia Aman dari EPA, tidak seperti produk makanan, produsen produk kimia tidak diharuskan mencantumkan bahan di wadah mereka atau membuatnya menjadi publik. Alasan itu muncul sebab suatu produk tidak dimaksudkan untuk dicerna, produsen tidak perlu memberi tahu konsumen bahan apa yang terkandung dalam produk mereka.

EPA telah menciptakan sebutan yang secara khusus membantu konsumen mengidentifikasi produk dengan bahan yang lebih aman. Konsumen dapat menemukan daftar bahan yang dianggap aman oleh EPA dan tidak begitu aman di laman mereka.

Pilihan lain adalah hanya membuat produk pembersih yang aman di rumah. Anda akan terkejut melihat seberapa banyak yang dapat dilakukan dengan barang-barang rumah tangga biasa seperti soda kue. Soda kue menetralkan bau karpet hingga menjadi bahan pemoles.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement