Jumat 13 Jul 2018 10:47 WIB

Ariana Grande tak Bicara 2 Hari Pascabom di Konsernya

Ariana sempat bersumpah tidak akan mau tampil lagi di atas panggung.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Ariana Grande
Foto: EPA
Ariana Grande

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ariana Grande akhirnya bicara tentang kegelisahan parah yang dia alami setelah serangan tahun lalu di Manchester Arena. Penyanyi ini baru saja selesai tampil di konser  pada 22 Mei 2017 ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan alat peledak buatan sendiri, menewaskan 22 orang dan melukai 500 lainnya

Berbicara kepada Elle, wanita berusia 25 tahun itu menjelaskan dia selalu menderita kecemasan. Bahkan gejalanya memburuk setelah serangan itu ia merasa seperti dia tak bisa bernapas.

Ibu Grande, Joan, berada di antara penonton pada malam serangan itu dan juga diwawancarai oleh majalah itu. Joan mengingat bagaimana putrinya menangis tanpa henti dan nyaris tidak berbicara selama dua hari di hari-hari sesudahnya.

"Ada beberapa bulan di mana saya merasa sangat terbalik. Semua suara di kepalaku berbicara satu sama lain," ujar Grande seperti dilansir dari laman Independent, Jumat (13/7).

Awalnya, serangan itu menyebabkan dia bersumpah untuk tidak menyanyi sama sekali, tidak akan pernah tampil lagi. Namun, Joan ingat bagaimana putrinya merangkak ke tempat tidur dan berkata. “Bu, mari kita bijak, saya tidak akan pernah menyanyi lagi. Tapi saya tidak akan bernyanyi lagi sampai saya bernyanyi pertama kali di Manchester."

Keduanya kemudian memanggil manajer Grande, Scooter Braun, dan mengatur konser One Love Manchester, dengan melibatkan Justin Bieber, Miley Cyrus dan Coldplay. Konser ini mengumpulkan 23 juta dolar Amerika untuk Dana Darurat We Love Manchester.

Joan menambahkan bahwa sejak serangan itu, putrinya menjadi sedikit lebih berani daripada sebelumnya. Berbicara tentang kembali ke panggung untuk pertama kalinya sejak serangan itu, Grande menggambarkan pengalaman itu sebagai sesuatu yang mmengerikan, memuji penggemarnya karena mengilhami dia untuk terus tampil.

"Mengapa saya menebak-nebak untuk naik ke panggung dan berada di sana untuk mereka? Kota itu, dan tanggapan mereka? Itu mengubah hidup saya."

Komentar sang penyanyi datang tak lama setelah ia mengungkapkan kepada Vogue Inggris bahwa ia telah mengatasi gejala gangguan stres pasca-trauma sejak teror bom di konsernya. “Sulit untuk dibicarakan karena begitu banyak orang menderita kerugian yang sangat besar dan luar biasa. Tapi ya, itu nyata,” katanya.

“Saya tahu keluarga dan penggemar saya, dan semua orang di sana juga mengalami jumlah yang luar biasa. Waktu adalah hal terbesar."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement