Rabu 11 Jul 2018 13:43 WIB

Ilmuwan Kini Kategorikan Diabetes Jadi Lima Jenis

Pengkategorian diabetes lebih rinci membantu pengobatan lebih presisi.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.
Foto: EPA
Pria melakukan pengetesan kadar gula darah atau diabetes.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru diterbitkan dalam The Lancet Diabetes and Endocrinology. Penelitian yang dipimpin Profesor Leif Groop dari Pusat Diabetes di Universitas Lund Swedia dan Institut Kedokteran Molekuler Finlandia ini membuktikan penderita diabetes lebih cepat memperoleh manfaat dan perawatan lebih baik jika penyakit ini dikategorikan ke dalam lima jenis, bukan hanya dua jenis yang selama ini dikenal publik.

Di Amerika Serikat, sekitar 30,3 juta orang hidup dengan diabetes. Ini belum termasuk diabetes gestational, yaitu diabetes yang berkembang selama kehamilan. Secara umum, diabetes hanya dikelompokkan ke dalam dua tipe, satu dan dua.

Pada diabetes tipe-1, sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin, atau hormon yang mengatur kadar gula darah diserang dan dihancurkan sistem kekebalan tubuh. Diabetes tipe-2 adalah bentuk paling umum, terhitung 90-95 persen dari semua kasus. Ini terjadi ketika sel-sel tubuh berhenti merespons insulin atau sel-sel beta dan tidak dapat menghasilkan jumlah hormon yang cukup.

Peneliti menganalisis data dari empat studi kohor. Studi meliputi 14.775 orang dewasa di Swiss dan Finlandia yang seluruhnya didiagnosis menderita diabetes. Ilmuwan melihat indeks massa tubuh (BMI), usia saat didiagnosis diabetes, hemoglobin A1C (HbA1C), kontrol gula darah, fungsi sel beta, resistensi insulin, dan adanya autoantibodi terkait diabetes. Peneliti juga melakukan analisis genetik dari peserta, kemudian membandingkan perkembangan penyakit, komplikasi, dan pengobatan  yang pernah mereka jalani.

Dilansir dari Medical News Today, Rabu (11/7), studi ini mengungkapkan lima bentuk diabetes berbeda. Tiga di antaranya parah dan dua lagi ringan.

Diabetes klaster-1

Diabetes autoimun parah yang saat ini dikenal sebagai diabetes tipe-1. Tandanya adalah kekurangan insulan, keberadaan autoantibodi. Ini diidentifikasi menyerang 6-15 persen subyek penelitian.

Diabetes klaster-2

Diabetes kekurangan insulin berat. Tandanya adalah usia lebih muda, defisiensi insulin, kontrol metabolik buruk, namun tidak ada autoantibodi. Ini diidentifikasi pada 9-20 persen subyek penelitian.

Diabetes klaster-3

Diabetes yang resistensi insulin berat. Tandanya adalah resistensi insulin sangat parah, risiko penyakit ginjal lebih tinggi. Ini diidentifikasi menyerang 11-17 persen subyek penelitian.

Diabetes klaster-4

Diabetes ini berhubungan dengan obesitas ringan, dan paling umum menyerang individu obesitas. Ini memengaruhi 18-23 persen subyek.

Diebetes klaster-5

Diabetes yang berhubungan dengan usia, paling sering terjadi pada orang tua. Ini adalah bentuk paling umum yang memengaruhi 39-47 persen subyek penelitian.

Profesor Groop dan rekan-rekannya mengusulkan diabetes harus dikategorikan ke dalam lima tipe berbeda. Ini merupakan langkah besar dan pedoman pengobatan yang ada.

"Studi ini menggerakkan kita menuju diagnosis yang lebih bermanfaat secara klinis. Ini merupakan langkah penting menuju pengobatan presisi pada diabetes," kata Groop.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement