Selasa 26 Jun 2018 04:09 WIB

Inilah Pusat Perbelanjaan Favorit Pelancong di Istanbul

Istanbul memiliki sedikitnya tiga pusat perbelanjaan yang menjadi magnet bagi turis.

Rep: Arif Supriyono/ Red: Reiny Dwinanda
Grand Bazaar di Istanbul, Turki merupakan salah satu pasar tertua di dunia.
Foto: Republika/Arif Supriyono
Grand Bazaar di Istanbul, Turki merupakan salah satu pasar tertua di dunia.

Sesuai namanya, Spice Market, gerbang utama pasar ini dipenuhi oleh pedagang rempah-rempah atau bumbu dapur. Selain bumbu khas warga Turki, ada pula rempah-rempah dari Rusia, Iran, dan beberapa negara lain.
Aroma khas pun menyebar dari kios rempah-rempah itu. Umumnya rempah yang dijual sudah dalam keadaan kering.
Pasar Mesir ini dibangun pada 24 Juli 1660 pada zaman Sultan Mahmud IV. Spice Market terletak satu kompleks dengan Masjid Baru (New Mosque atau Yeni Camii) yang ada di tepi jalan besar. Dengan arsitek Koca Kasim Aga (di bawah supervisi arsitek Mustafa Aga), pasar ini dibangun dari hasil pungutan pajak di Mesir. Itu sebabnya pasar ini bernama Misir Carsi (Pasar Mesir). 

photo
Spice Market tak cuma menyediakan rempah-rempah. Tas, pakaian, perhiasan, kerajinan hingga suvenir pun marak dijajakan di pasar yang terletak di wilayah Eminonu ini.


Lokasi Pasar Mesir ada di wilayah Eminonu yang masih berdekatan dengan Distrik Fatih. Ada sekitar 90 toko rempah-rempah di kawasan pasar ini. Meski lokasinya tak seluas Grand Bazaar, lebih seribu pedagang lainnya bisa tertampung dan berjualan di Pasar Mesir. Ada penjual tas, pakaian, perhiasan, keramik, kerajinan, suvenir, arloji, makanan/kue, manisan, kopi, teh, sepatu, tas, ramuan tradisional, viagra, kacang, dan lain-lain.
Secara umum, harga barang di Pasar Mesir sedikit lebih mahal dari Grand Bazaar. Namun, kalau kita telaten berjalan ke gang-gang di pasar itu dan rajin menawar, tentu akan bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau.
Republika.co.id sempat membeli sajadah. Setelah menemukan motif yang saya pilih dan harganya 50 lira per lembar, saya pun menawar. Si penjual, Tuncay Ali, sempat melihat wajah saya dan bertanya: Indonesia? Saya pun mengangguk. Ia lalu menuding saya dan mengatakan,” Indonesia 40 lira”. Alhamdulillah, akhirnya saya dapat potongan 10 lira per sajadah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement