Senin 18 Jun 2018 16:21 WIB

Tidur dengan Lampu Menyala Tingkatkan Risiko Diabetes

Mereka yang tidur hanya semalam di ruangan gelap mengalami resistensi insulin.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Tidur
Foto: acai-health-diet.com
Tidur

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Tidur dengan lampu menyala disebut bisa meningkatkan risiko diabetes. Hal itu ditunjukkan lewat studi yang dilakukan para peneliti di Northwestern University (NU). 

Dilansir Xinhua, para peneliti melibatkan responden sebanyak 20 orang dewasa dengan kondisi tubuh sehat. Responden yang berusia antara 18 hingga 40 tahun itu diminta menghabiskan tiga hari dua malam di dalam laboratorium. Pada malam pertama, mereka tidur dengan kondisi ruangan gelap gulita. Selanjutnya pada malam kedua separuh responden masih tidur di ruangan gelap sedangkan sisanya tidur di ruang dengan lampu menyala.

Ketika tidur, para peneliti merekam sinyal-sinyal vital mereka, termasuk aktivitas gelombang otak serta pergerakan kaki dan mata. Setiap satu jam sekali, darah responden diambil sebagai sampel untuk mengukur kadar melatonin.

Saat pagi tiba, para peneliti mengetes toleransi glukosa pada tiap-tiap responden. Hasil percobaan menunjukkan mereka yang tidur hanya semalam di ruangan gelap akan mengalami resistensi insulin. Faktor inilah yang menyebabkan risiko diabetes.

"Hasil tersebut memberi petunjuk penting tentang dampak paparan cahaya artifisial terhadap orang yang sedang tidur khususnya pada malam hari," kata ketua tim peneliti dari fakultas kedokteran, Ivy Cheung Mason.

"Efek yang kami lihat terbilang gawat. Perlu lebih banyak lagi penelitian untuk menentukan apakah paparan cahaya lampu di malam hari saat tidur bisa menyebabkan efek kumulatif dalam jangka panjang," imbuhnya.

Hasil studi ini sudah dipublikasikan di jurnal daring Sleep. Untuk diketahui, tidak semua orang bisa dengan mudah menikmati tidur yang berkualitas. Berdasarkan statistik dari US National Sleep Foundation, pada 2014 sebanyak 35 persen warga Amerika Serikat mengaku kualitas tidurnya buruk. Sementara itu 20 persen mengatakan mereka tidak menjadi lebih segar ketika bangun keesokan harinya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement