Ahad 10 Jun 2018 06:51 WIB

Pria Sulit Ubah Gaya Hidup Perangi Diabetes

Perempuan lebih mudah menerima diabetes dan melakukan manajemen penatalaksanaannya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Indira Rezkisari
Penyakit Diabetes
Foto: Blue Diamond Gallery
Penyakit Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum pria lebih mungkin meninggal karena diabetes. Alasannya, faktor maskulinitas menghentikan mereka mengubah gaya hidup untuk membantu memerangi penyakit itu, menurut sebuah penelitian.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Diabetologia oleh Dr Marlene Krag, dari University of Copenhagen, menemukan bahwa perawatan pribadi yang disesuaikan untuk menangani diabetes lebih mungkin untuk diambil oleh wanita. Daripada pria, yang dapat menyelamatkan nyawa.

Data yang dikumpulkan menunjukkan wanita yang diberi perawatan pribadi terstruktur adalah 26 persen lebih sedikit meninggal karena sebab apapun. Dan, 30 persen lebih kecil kemungkinannya meninggal karena penyebab diabetes, daripada wanita yang diberi perawatan rutin, menurut laporan EurekAlert. Statistik kematian yang sama untuk pria berbeda secara signifikan.

Perawatan diabetes pribadi yang terstruktur dapat memberikan wanita dengan perhatian dan dukungan yang signifikan. Sehingga demikian memberikan insentif untuk kepatuhan pengobatan, kata laporan tersebut.

Perempuan menerima penyakit dan menerapkan manajemen penyakit dengan lebih mudah, yang mungkin mempengaruhi hasil jangka panjang. Maskulinitas dapat ditantang oleh diabetes, menuntut pertimbangan harian dan perubahan gaya hidup.

Pendekatan struktur dapat bertentangan dengan kecenderungan laki-laki untuk memercayai pembelajaran yang diarahkan sendiri dan bukan manajemen diri. "Kami mengusulkan bahwa peningkatan hasil pada wanita dapat dijelaskan oleh isu-isu sosial dan budaya kompleks gender," kata Dr Krag.

Ada kebutuhan untuk lebih mengeksplorasi efek spesifik gender dari percobaan intervensi utama untuk memikirkan kembali cara kita menyediakan perawatan medis untuk pria dan wanita. Sehingga kedua jenis kelamin mendapatkan manfaat dari upaya perawatan yang intensif.

Studi ini menilai dampak uji coba, yang diadakan di Denmark antara 1989 dan 1995, yang menyediakan perawatan khusus untuk pasien pria dan wanita, bersama dengan kelompok kontrol. Untuk studi terbaru, penulis mengikuti peserta yang sama sampai tahun 2008.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement