REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Ariana Grande terus terbayang-bayang dengan tragedi di sekitar lokasi konsernya di Manchester Arena Inggris setahun lalu. Ketakutan itu belum bisa hilang dari benaknya, bahkan sampai membuatnya terus menangis ketika menulis untuk album terbarunya.

"Saya menangis (seperti)  seribu kali pada sesi menulis. Inilah hati saya yang terluka," kata Grande dikutip dari Aceshowbiz, Kamis (31/5).

Penyanyi berusia 24 tahun itu menceritakan tidak pernah sampai begitu rapuh. Padahal sebelumnya ia adalah sosok yang selalu ceria. Namun, proyek baru ini justru membuatnya sangat sulit dan merasakan sesuatu yang begitu berbeda dari lagu-lagu sebelumnya. Dia kerap merasa kesulitan menemukan kata-kata untuk menjelaskan bagaimana perasaannya.

"Saya sempat berpikir dengan waktu, terapi, dan menulis, dan menuangkan isi hati saya, berbicara dengan teman-teman dan keluarga, akan membuat saya lebih mudah untuk membicarakannya," kata penyanyi "Side to Side".

Hanya saja, menghilangkan trauma baginya tidak semudah itu. Termasuk saat dia mencoba membuat konser kembali berjudul One Love Manchester bersama rekan-rekan penyanyi lain di tempat yang sama untuk menghormati korban yang berjatuhan sebulan setelah kejadian.

Tragedi itu terjadi pada Senin, 22 Mei 2017, setahun silam. Ledakan terjadi di sekitar lokasi konser Ariana Grande di Manchester Arena, Manchester, Inggris.  Belasan orang kehilangan nyawa dan puluhan lain luka-luka, termasuk di antaranya anak-anak dan remaja.

Ikuti Whatsapp Channel Republika