Senin 28 May 2018 04:22 WIB

Riri Riza Ceritakan Tantangannya Garap Ku Lari ke Pantai

Riri menempatkan diri selevel anak-anak demi mendapat pola pandang cerita anak.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Sutradara Riri Riza saat ditemui wartawan di Kedai Kopi 89, Mampang Prapatan Jakarta Selatan, Kamis (22/2). 
Foto: Republika/Noer Qomariah Kusumawardhani
Sutradara Riri Riza saat ditemui wartawan di Kedai Kopi 89, Mampang Prapatan Jakarta Selatan, Kamis (22/2). 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana, berduet menggarap film anak-anak Ku Lari Ke Pantai. Film produksi Miles film ini menceritakan petualangan sebuah keluarga, yang terdiri dari Uci (Marsha Timothy), bersama dengan dua anak perempuannya Sam (Maisha Kanna) dan Happy (Lil'li Latisha) dengan menempuh perjalanan sejauh 1.000 km lebih.

Perjalanan 1.000 km itu dilakukan melalui jalur darat selama di Pulau Jawa, dan jalur udara menuju Pulau Rote, bagian paling selatan Indonesia. ''Ku lari ke pantai adalah film yang sangat istimewa, bercerita tentang ibu dan anak, yang melakukan perjalanan sangat khusus, di mana sang anak bisa bertemu dengan idolanya,'' ucap Riri Riza, usai meluncurkan trailer perdana Ku Lari Ke Pantai, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, cerita film yang akan tayang pada 28 Juni itu dekat dengan kehidupan masyarakat saat ini. Namun, karena mengambil tema film anak, maka Riri Riza mencoba membuat original theme song anak-anak, yang diambil dari kompetisi cipta lagu anak.

Ada lima lagu yang diambil oleh Miles Films, dari seribuan lagu yang masuk.''Kalau kita melakukan perjalanan kan biasanya bikin daftar lagu, karena itulah bikin lomba cipta lagu anak,'' ungkapnya.

Menurut dia, film Petualangan Sherina sampai saat ini masih ditonton orang. Namun, untuk membuatnya seperti film Petualangan Sherina tidak sesederhana itu. Harus membuat cerita dan karakter yang tepat, serta punya motivasi yang konkret.

Bahkan, untuk membuat cerita lebih mendalam, Riza mengaku harus turun ke bawah, dan berdiri selevel dengan anak-anak ketika membuat cerita. Karena film anak harus datang dari sudut pandang anak, harus dekat dengan mereka, mulai aksi sampai dialog.

''Itu yang menjadi tantangan. Kadang-kadang kita keasikan dalam sudut pandang orang dewasa. Itu menjadi tantangan paling menarik dari film anak,'' ujar Riza.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement