Sabtu 19 May 2018 09:07 WIB

Ariana Grande Belum Pulih dari Duka Bom Manchester

Pada tahun lalu, konser Ariana Grande di Manchester diguncang bom.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Andri Saubani
Ariana Grande.
Foto: AP
Ariana Grande.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Ariana Grande masih berjuang untuk mengatasi ingatan akan serangan bom mematikan yang mengguncang tur Dangerous Woman tahun lalu. Dia mengakui, kengerian itu muncul dalam pikirannya setiap hari.

Seorang teroris meledakkan perangkat buatan di foyer Arena Manchester di Manchester, Inggris ketika para penggemar meninggalkan pertunjukan Ariana pada 22 Mei 2017. Teror itu menewaskan 23 orang, dan sebagai peringatan pertama tragedi, penyanyi itu mengungkapkan dia belum pulih dari kecelakaan.

"Ada begitu banyak orang yang telah menderita kehilangan dan rasa sakit seperti itu. Bagian pemrosesan akan berlangsung selamanya," kata penyanyi "No Tears Left To Cry", dikutip dari Aceshowbiz, Sabtu (19/5).

Peritiwa itu, bagi Grande merupakan kekejaman yang terburuk dari kemanusiaan. Apalagi, baginya musik seharunya merupakan hal paling aman di dunia, namun, peritiwa itu membuat luka di hatinya.

"Saya berharap ada lebih banyak yang bisa saya perbaiki," kata penyanyi berusia 24 tahun itu.

Grande menghentikan tur dunianya segera setelah serangan bom dan kemudian bangkit kembali dengan konser One Love Manchester bertabur bintang. Dalam acara yang digagasanya itu berupaya untuk membantu korban dari serangan penyerangan yang mengerikan.

Meskipun memperlihatkan ketegaran luar biasa, pelantun "Side to Side" mengakui kerusakan psikologis pada dirinya dan semua orang di acara itu. Kondisi tersebut akan bertahan selama bertahun-tahun.

"Itu sebabnya saya melakukan yang terbaik untuk bereaksi seperti yang saya lakukan. Hal terakhir yang saya inginkan adalah agar penggemar saya melihat sesuatu seperti itu terjadi dan berpikir (terorisme) menang," kata Grande.

Untuk menyalurkan rasa sakitnya, Grande merekam lagu barunya "No Tears Left to Cry", yang telah rilis bulan lalu, sebagai lagu pemberdayaan. "Ketika saya mulai lebih memperhatikan diri sendiri, kemudian datang keseimbangan, dan kebebasan, dan sukacita. Ini dituangkan ke dalam musik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement