REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pelaku usaha dalam negeri, khususnya di bidang jasa makanan dan minuman, menilai bahwa adanya media sosial (medsos) mampu mendorong penjualan produk di Indonesia. Pendiri Shirokuma Michelle Widjaja dalam Seminar dan Rakertas Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesian (APPBI) di Jakarta, Kamis (12/4), mengatakan bahwa peranan media sosial untuk produk hidangan penutup khas asal Jepang mampu mendorong penjualan hingga 60 persen.
"Peranan dan pengaruh mediam sosial cukup besar. Sampai 60 persen (meningkatkan penjualan)," kata Michelle.
Michelle menambahkan, dalam dunia jasa makanan dan minuman, di Indonesia persaingan cukup ketat. Namun, kunci untuk memenangkan persaingan tersebut adalah perlu adanya inovasi produk serta tetap menjaga ciri khas produk.
"Kompetisi yang berat perlu inovasi dan tetap memberikan ciri khas yang bisa diingat pembeli. Itu yang menjadi kunci supaya tetap kompetitif," ujar Michelle.
Baca juga: Slow Motion Geser Popularitas Boomerang di Instagram
Dalam kesempatan tersebut, pemilik Abura Soba Yamatoten Ian Hendarto menyatakan bahwa pengaruh media sosial dalam menjalankan bisnis kuliner mi tipis asal Jepang tanpa kuah tersebut cukup besar. Khususnya pada tahun pertama restoran tersebut berdiri.
"Pada satu tahun pertama sangat fantastis, hanya melalui media sosial, penjualan sangat besar," kata Ian. Menurut dia, menggunakan media sosial secara tepat mampu mendatangkan kesuksesan dalam bisnis yang dijalankan.
Seminar dan Rakertas APPBI 2018 yang mengusung tema "The Next Generation of Shopping Center" kali ini dihadiri oleh kurang lebih 400 pengelola pusat belanja dari seluruh Indonesia. Diharapkan, para pelaku usaha dalam negeri mampu mencermati dan mengantisipasi perubahan tren di dalam bisnis pusat belanja di Indonesia.