Selasa 03 Apr 2018 21:39 WIB

Kanker Paru Hindari Kemoterapi dengan Penyamaran

Ketiadaan gen NKX2-1 akan membuat sel kanker paru kehilangan identitas mereka.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi kanker paru
Foto: Antara
Ilustrasi kanker paru

REPUBLIKA.CO.ID, Kanker paru merupakan jenis kanker yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia saat ini. Di sisi lain, kanker paru juga memiliki harapan hidup yang sangat rendah. Rendahnya harapan hidup pasien kanker tumor dilatarbelakangi oleh sifat tumor yang resisten terhadap terapi pengobatan.

Sekelompok ilmuwan asal Inggris belum lama ini menemukan alasan mengapa kanker paru memiliki kecenderungan untuk resisten terhadap terapi pengobatan seperti kemoterapi. Melalui jurnal Developmental Cell, mereka mengungkapkan bahwa sel kanker dapat lolos dari kemoterapi karena memiliki kemampuan untuk menyamar.

Hasil penelitian terhadap kanker paru non sel kecil menunjukkan bahwa sebagian besar genom pada tumor kanker paru tidak memiliki NKX2-1. NKX2-1 merupakan gen yang bertugas untuk 'memerintahkan' sel agar berkembang secara khusus menjadi sel paru-paru.

Di sisi lain, sel-sel ini justru memiliki sifat genetik yang umumnya justru berkaitan dengan organ gastrointestinal, kerongkongan dan hati. Beberapa ogran gastrointestinal yang dimaksud adalah pankreas, usus 12 jari dan usus kecil.

Salah satu ilmuwan sekaligus asisten profesor di bidang biologi sel dari Duke University School of Medicine, Purushothama Rao Tata, mengatakan ketiadaan gen NKX2-1 akan membuat sel kanker paru kehilangan identitas mereka. Akibatnya, sel tersebut akan mengadopsi karakteristik organ di sekitarnya.

Tata mengatakan saat pasien kanker paru menjalani kemoterapi, sel-sel paru akan mematikan sebagaian regulator sel kunci. Setelah itu, sel-sel tersebut akan mengadopsi karakteristik dari sel lain dengan tujuan meningkatkan resistensi terhadap kemoterapi.

"Sel kanker akan melaukan apapun demi bertahan hidup," ungkap Tata seperti dilansir Medical News Today.

Tata mengatakan temuan ini dapat memberi gambaran lebih jelas mengenai sifat kanker paru yang harus dihadapi para dokter. Tata juga mengatakan temuan ini dapat menjadi langkah awal untuk jalur yang mungkin dilalui sel-sel ini.

"Dan merancang terapi untuk menghentikan mereka," tambah Tata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement