Selasa 20 Mar 2018 05:50 WIB

Gaya Hidup Kurang Sehat Masa Kanak-Kanak Picu Obesitas

Obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga diabetes.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga Cina yang banyak mengalami obesitas atau kegemukan
Foto: Yibada
Warga Cina yang banyak mengalami obesitas atau kegemukan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi di University of Waterloo menemukan kombinasi gaya hidup kurang sehat pada masa kanak-kanak bisa menyebabkan obesitas saat dewasa. Studi ini menyimpulkan bahwa upaya kesehatan masyarakat mencegah obesitas hendaknya diidentifikasi dan diperbaiki sejak dini.

"Anak-anak yang obesitas sejak kecil biasanya tetap demikian sampai dewasa. Ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan tekanan darah tinggi," kata tim peneliti, Rachel Laxer, dilansir dari News Medical Life Science, Senin (19/3).

Peneliti menggunakan pendekatan komprehensif dan multicabang. Laxer mengatakan praktisi kesehatan hendaknya menyasar gaya hidup anak-anak yang meningkatkan risiko mereka mengalami kenaikan berat badan tak terkendali.

Studi ini melibatkan siswa-siswa di Ontario berusia 13-17 tahun. Mereka berpartisipasi dalam COMPASS Study, sebuah studi ilmiah selama sembilan tahun yang dimulai 2012 dan didanai Canadian Institute for Health Research.

Berat badan siswa terus dipantau sejak awal penelitian dan setiap dua tahun. Anak-anak ini diklasifikasikan kepada siswa yang senang berolah raga, siswa yang mengakses layar ponsel atau laptop intensitas tinggi, intensitas sedang, dan siswa yang sadar akan kesehatan.

Peneliti menemukan siswa yang masuk dalam kelompok sadar akan kesehatan memiliki bobot badan paling sehat sejak awal sampai akhir penelitian. "Penting untuk memperbaiki perilaku dan kebiasaan gaya hidup karena ini lebih sulit diperbaiki," kata Laxer.

Implikasi penting hasil penelitian ini bisa menjadi inisiatif kesehatan di tengah masyarakat. Strategi dan promosi kesehatan yang menargetkan remaja berisiko obesitas tinggi bisa menunda dan mengurangi jumlah penderita obesitas di dunia dan bermanfaat kesehatan jangka panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement