REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi pendidikan anak usia dini mengemukakan pentingnya menyampaikan pemahaman tentang reproduksi dan organnya pada anak sejak dini. Hal itu untuk memproteksi anak dari ancaman kekerasan seksual.
Praktisi pendidikan anak usia dini yang juga pendiri Montessori Haus Asia Rosalynn Tamara pada Senin (19/3) di Jakarta mengatakan, anak di bawah tiga tahun perlu mengenali organ reproduksinya dengan nama sebenarnya.
"Harus disampaikan sejak dini nama organnya, penis dan vagina. Kita merasa agak kurang nyaman karena kita tidak terbiasa. Itu hanya sebuah nama, konotasi hanya paradigma kita," kata Rosalynn.
Penenalan alat reproduksi dengan nama sebenarnya membuat anak tidak akan asing dan merasa aneh dengan sebutan tersebut. Selanjutnya, ketika anak sudah berusia di atas tiga tahun orang tua bisa menceritakan tentang apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dengan alat reproduksinya.
"Karena apa sih tujuannya mengenal alat reproduksi itu? Pertama, agar dia bisa jaga sesuai dengan fungsinya dan tidak ada satu pun yang bisa melewati teritori itu," ujar Rosalynn.
Dia mengakui bahwa saat ini kebanyakan orang tua di Indonesia merasa tabu dalam memberikan pemahaman tentang reproduksi kepada anak. Bahkan, beberapa orang tua mengganti nama alat reproduksi dengan sebutan lain yang cenderung bergurau.
Menurut Rosalynn, hal tersebut hanya akan membawa perilaku gurauan pada anak tentang organ reproduksinya seiring ia tumbuh besar.