Jumat 16 Mar 2018 10:40 WIB

Begini Cara Mengatasi Insomnia

Kebiasaan tidur baik jadi langkah awal mengatasi insomnia.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Gangguan tidur
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gangguan tidur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anda sering mengalami insomnia? Tentu sangat mengganggu. Bukan hanya mengganggu tidur Anda tapi juga akan berdampak pada kesehatan yang berujung pada kualitas hidup.

Aurora Lumbantoruan, seorang psikolog klinis, mengatakan untuk mengatasi insomnia, mulailah dengan kebiasaan tidur yang baik. Aurora menyarankan setiap orang harus menyadari ritme tubuhnya atau yang diketahui sebagai alarm biologis dan menjaganya setiap hari untuk meningkatkan kualitas tidur dan rutinitas. Pertahankan rutinitas, tidur berkualitas, dan rasakan dampaknya.

"Kalau perhatikan ritme tubuh, rutinitas membuat tubuh kita merasa lebih tenang atau lebih tahu apa yang kita tangani. Kita tahu harus makan jam segini berangkat jam segini. Kita punya kontrol terhadap diri sendiri. Kita bisa kontrol perubahan dalam diri kita. Kalau kita punya rutininas mengurangi dampak negatif. Mencegah mengolah hal negatif mempersiapkan diri hadapi perubahan," jelasnya.

Cara mengatasi insomnia lainnya adalah dengan mencari penyebab insomnia. Konsultasikan dengan dokter berkaitan dengan gangguan pernapasan atau tidur. Gangguan psikiatris perlu analisa lebih lanjut. Bahkan butuh pengobatan bila diperlukan.

Selian itu, lakukan terapi kognitif behavior. Hal ini biasanya dilakukan oleh psikolog terhadap gangguan tidur. Psikolog akan menganalisa pola tidur. Mendorong untuk memiliki jurnal atau diary pola tidur sehari-hari.

"Apakah ada hal-hal yang mempengaruhi kita sulit tidur. Pemikiran apa sebelum tidur yang berulang-ulang. Makin berpikir negatif. Makin membuat Anda tidak bisa tidur. Perlu mengulas pikiran apa yang mendistorsi kita sulit tidur," jelasnya.

Aurora juga menyarankan untuk mengevaluasi stres level seseorang. Kadang seseorang merasa tekanan yang dihadapi tidak melebihi kapasitasnya. Tapi lalu ternyata tidak bisa tidur. "Stres tinggi buat kita olah informasi. Ada ketidakseimbangan hormonal jadi tidak bisa tidur," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement