Rabu 24 Jan 2018 14:57 WIB

Mencicipi Ramen Jepang dengan Bahan Lokal

Kuah ramennya dibuat dari ayam tua hingga memberi rasa yang lebih intens dan gurih.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu menu andalan Yaisho Ramen.
Foto: dok Yaisho Ramen
Salah satu menu andalan Yaisho Ramen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan Jepang sudah menjadi salah satu kuliner yang digemari lidah Indonesia. Tak heran bila restoran dengan menu Jepang terus muncul di Tanah Air.

Yoisho Ramen yang baru buka di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, menawarkan beragam menu andalan khas Jepang. Seperti Miso Ramen dengan Chicken Chasiu atau Chicken Paitan Ramen yang rasa gurihnya tidak tertandingi. Lalu terdapat juga Chicken Gyoza with Cheese dan Honey Butter Chips yang pastinya akan memanjakan lidah para pengunjung.

Meski mengusung menu Jepang, Yoisho menonjolkan rasa yang familiar dengan rasa Indonesia. Misalnya pada menu gyoza. Gyoza adalah semacam pangsit dengan isian ayam, bawang putih dan bawang merah. Atau karage yang dimarinasi dengan jahe, bawang putih dan bawang merah. Bawang merah yang sangat sering dipakai di kuliner Indonesia, sesungguhnya sangat jarang digunakan di masakan Jepang.

"Menu ramen kita benar-benar bukan tradisional ramen. Bukan punya chef Jepang, ini benar-benar saya diajarkan teknik Jepang, benar-benar skill, benar-benar detail. Tapi, saya masaknya untuk pasarnya dan lidah orang Indonesia. Pedasnya, manisnya, tekstur benar-benar Indonesia," ungkap Chef Biman.

Biman mengatakan, bahan yang digunakan sepenuhnya lokal. Tidak ada bahan Jepang yang dipakai. "Kecap dan ayam yang digunakan untuk menu ramen di restoran ini semua lokal. Bahkan sampai sausnya pun juga lokal. Sausnya saya cocokan sendiri, bagaimana rasanya menggunakan bahan lokal, tetapi masih Jepang, saya bisa masukkan keju ke ramen, kami memiliki menu cheese ramen, di Jepang juga ada yang namanya cheese ramen, tapi orang Indonesia makan menu ini mengatakan itu bukan menu autentik. Padahal, kalau dasarnya tekniknya benar, itu adalah ramen," ujarnya.

Menu Yoisho pun dipastikan Biman halal karena menggunakan bahan-bahan lokal. Kuah ramen dimasak dari ayam yang sudah tua, hingga bisa menghasilkan rasa yang lebih intens dan kaldu lebih gurih.

"Ayam lokal kita masak dari air hangat ke air dingin, kemudian disaring, difilter dimasukkan minyak ayam. Mereka masak enam sampai tujuh jam sampai kental, barulah dimasukkan minyak ayam. Nama kuahnya toripaitan. Paitan artinya kental, tori artinya ayam. Jadi halal tidak pakai babi, 100 persen ayam," ungkapnya.

Chef Biman menggunakan teknik Jepang dalam memasak ramen ini. Mulai dari bagaimana membersihkan ayamnya, bagaimana menggunakan kaki ayam, perbandingan penggunaan kaki ayam berapa gram dan dagingnya.

"Di Jepang banyak ramen ayam, cuma lebih di Osaka, Kitakata, kalau ramen babi ada di Tokyo. Turis kebanyakan di Tokyo. Padahal banyak jenis ramen, ada ramen ikan, ramen sayur dan ramen ayam," kata dia.

Mi ramen juga dibuat sendiri. Ia menjelaskan, mi ramen berbeda dengan mi biasa yang bahannya tepung, air telur. Sedangkan, ramen bahannya tepung, air tanpa telur, tapi pakai karbonasi namanya alkali. Alkali ini membuat mi kenyal. Mi ramen tanpa alkali bukan ramen.

Selain ramen ayam, Yoisho juga menyajikan kuah dengan mencampur kaldu ayam dengan ikan kering (niboshi). Ketika penyajian dicampur. Ini untuk membuat ramen gurih tanpa menggunakan babi.

Harga yang ditawarkan sekitar Rp 55 ribu. Yoisho Ramen berlokasi di Jalan Gunawarman 42, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement