Sabtu 20 Jan 2018 06:27 WIB

Menelan Permen Karet, Bahaya atau Tidak?

Benarkah permen karet yang tidak sengaja tertelan akan tetap berada di usus?

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menguyah permen karet
Foto: Boldsky
Menguyah permen karet

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sewaktu kecil, seringkali orang tua melarang untuk tidak memakan permen karet. Pasalnya, ada banyak mitos yang melekat pada permen dengan aneka rasa ini. Selain katanya dapat menyebabkan penyakit amandel, permen karet yang tidak sengaja tertelan akan tetap berada di usus selama bertahun-tahun bahkan bisa membuat usus dan lambung lengket.

Pada dasarnya tidak hanya permen karet, banyak mitos lainnya yang juga dilekatkan pada makanan contohnya saja biji buah melon yang tertelan akan tumbuh di dalam perut. Namun, bagaimana penjelasannya secara ilmiah? Apakah mitos tersebut benar atau sebaliknya?

Menurut ahli kesehatan dan kebugaran untuk Maple Holistics, Caleb Backe, mitos-mitos tersebut tidaklah benar. Diakui Backe, bagian sintetik pada permen karet bersifat tidak dapat dicerna, namun bukan berarti permen karet mengendap di usus selama bertahun-tahun. Pada kenyataannya, jarang sekali permen karet dapat bertahan di usus lebih dari seminggu.

Backe mengatakan hal itu karena lambung secara periodik mengosongkan isinya dan memindahkannya ke usus. Jadi jika Anda tidak sengaja menelan permen karet, menurut u.osu.edu, makanan tersebut akan bergerak ke usus besar dan berakhir di saluran pembuangan dalam tubuh.

"Yang benar-benar dicerna dari permen karet adalah pemanisnya," ujar ilmuwan Fabian Ortega dikutip Readers Digest.

Namun bukan berarti menelan permen karet tidak apa-apa. Karena menurut ahli gastroenterology dari Universitas Chicago Edwin McDonald, sering menelan permen karet dapat menyebabkan bezoar, gumpalan material yang tidak bisa dicerna sehingga dapat menghalangi usus besar.

Jadi meski mitosnya terbilang salah, menelan permen karet dapat dipastikan bisa berdampak tidak baik untuk kesehatan. Jadi, menelan permen karet jangan sampai dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement