Rabu 17 Jan 2018 16:03 WIB

Efek Mariah Carey Sebabkan Melonjaknya Permintaan Teh Panas

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Mariah Carey di perayaan tahun baru Kota New York, AS, (31/7).
Foto: EPA
Mariah Carey di perayaan tahun baru Kota New York, AS, (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saat ini New York memiliki permintaan yang tinggi untuk secangkir teh. Hal tersebut menjadi tren berkat cuaca dingin baru-baru ini dan beberapa orang mengatakan akibat dari "efek Mariah Carey".

Sebelumnya orang-orang New York dan pengunjung ke kota lebih dikenal karena budaya kopinya, namun kini mereka berebut untuk mendapatkan teh hangat setelah pertunjukan Malam Tahun Baru Carey. Ketika itu ia meminta secangkir teh panas saat di atas panggung.

Whitby Hotel telah melihat lonjakan penjualan tehnya untuk seharga 45 dolar AS (Rp 599 ribu) per orang, layanan teh sore ala Inggris, dengan 'clotted cream' dan sandwich, ditutup dengan teko 'English breakfast tea'. Lebih dari 1.000 tamu memilih teh pada Desember dan permintaan tidak menunjukkan tanda-tanda menurun. Hotel ini memiliki kemitraan dengan Downtown Abbey Exhibition, satu blok jauhnya dan mengatakan bahwa demam ini juga mendorong permintaan akan teh.

Peninsula Hotel juga dibanjiri para peminum teh, bersama dengan The Pierre, The Plaza dan Taj Hotel. Palm Court di Plaza terkenal dengan permintaan minum teh sore yang tinggi. "Kami tidak yakin apakah kami memiliki Mariah untuk berterima kasih untuk itu, tapi kami senang bekerja dengannya di masa lalu dan berharap bisa segera menemaninya untuk minum secangkir teh lagi," kata koki eksekutif The Plaza, Sani Hebaj dilansir dari laman Fox News, Rabu (17/1).

Taj memiliki "Tiffin Tea" yang baru saja diluncurkan, dengan permen buatan sendiri dan teh Chai. Hebaj mengatakan pemesanan telah menguat pada Januari.

Dewan Teh Amerika Serikat mengonfirmasi tren minum teh, dan mengatakan permintaan Carey untuk teh panas bahkan para selebritas suka minum teh, minuman terpopuler kedua di dunia, setelah air. Bulan ini menjadi Bulan Teh Panas Nasional, sedangkan Hari Teh Panas Nasional jatuh pada Jumat.

Lebih dari 158 juta orang Amerika minum teh setiap hari, termasuk pembelian supermarket dan kafe. Bisnis teh meroket dari 1,8 miliar dolar AS (Rp 23 triliun) pada 1990 menjadi 12 miliar dolar AS (Rp 159 triliun) pada 2016, yang merupakan data terbaru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement