Jumat 01 Dec 2017 05:43 WIB

Cedera Saat Berlari, Ini yang Harus Dilakukan Pertama Kali

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri
 Seorang wanita lari pagi di depan gedung pencakar langit di kawasan Marina Dubai.  (AP/Kamran Jebreili)
Seorang wanita lari pagi di depan gedung pencakar langit di kawasan Marina Dubai. (AP/Kamran Jebreili)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Bagi seorang pelari, cedera merupakan hal yang tak asing bagi mereka. Oleh karena karena itu, perlu penanganan yang tepat agar cedera tersebut tak semakin tambah parah.

Pelatih dan Ahli Sport Massage Tommy Fondy mengungkapkan, ada metode yang yang paling sederhana untuk penanganan awal cedera, yaitu metode RICE atau Rest, Ice, Compression dan Elevation.

 

''Ini harus ditanamkan pada teman-teman semua (pelari),'' kata Tommy, dalam Coaching Clinic Penanganan Cedera, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Menurut dia, apa pun yang membuat Anda lelah, jangan minum obat terlebih dahulu, lebih baik tidur. Karena, lanjutnya, obat yang paling mujarab adalah tidur. ''10 menit, 20 menit dan seterusnya, yang penting istirahat,'' jelasnya.

 

Tommy mengatakan, tubuh manusia ada masanya, lelah adalah alarm pertama bahwa tubuh butuh istirahat. Selain tidur, tindakan Rest dilakukan untuk mengistirahatkan orang yang mengalami cedera. 

 

Kedua menggunakan metode Ice. Ketika mengalami cedera, bisa menggunakan es batu atau sesuatu yang menghasilkan suhu dingin. Pendinginan dapat mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.

 

''Bagi yang kerja keras atau latihan berat, jika keseleo pakai es, cedera awal harus Ice, jangan menggunakan suatua yang panas, karena kalau keseleo pembuluh darah pecah, dengan es bisa mengecil malahan cenderung menutup,'' jelas dia.

 

Tapi kalau dikasih sesuatu yang panas, cedera bisa makin melebar, dan akhirnya tambah bengkak, serta darahnya semakin banyak keluar. Sehingga, langkah ini sebaiknya dilakukan sesegera mungkin saat terjadi cedera. 

 

Caranya, tempelkan kain dingin yang telah terdapat Es di dalamnya atau Cool Pack pada bagian cedera. Berilah jeda waktu selama 5-10 detik antara ditempelkan pada bagian yang cedera dan diangkat, dilakukan secara terus menerus selama 20 menit.

 

Ketiga Compression, metode yang mengutamakan penekanan pada daerah yang mengalami cedera dengan menggunakan perban khusus (Ace bandage). Kompresi berfungsi mengurangi pembengkakan di sekitar daerah yang mengalami cedera. 

 

''Kalau (cedera) engkel, biasanya diamankan kompres supaya stabil. Tapi setelah di rumah dilepas saja supaya pembuluh darahnya lancar,'' jelas Tommy.

 

Terakhir Elevation. Teknik ini dilakukan dengan memposisikan bagian yang cedera menjadi lebih tinggi dari jantung, terutama saat berbaring. Tommy menuturkan, cocoknya berada pada posisi setinggi 45 derajat, dan jangan terlalu tinggi, sesuaikan dengan kebutuhan. 

 

''Waktunya disesuaikan kondisi kaki sampai kesemutan, agar darahnya mendorong lebih keras supaya mengalir lebih lancar,'' ucapnya.

 

Jika bagian yang mengalami cedera adalah pergelangan kaki, maka upayakan pasien dalam posisi tidur kemudian pergelangan kaki ditopang sehingga posisinya lebih tinggi dari jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement