REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film Naura dan Genk Juara tengah menjadi kontroversi. Film yang disebut bertujuan menghidupkan kembali film anak-anak Tanah Air ini menuai kritik karena dalam beberapa adegannya dinilai menunjukan penggambaran kesan negatif terhadap muslim.
Beberapa yang jadi sorotan kritik dalam film tersebut adalah penggunaan kalimat istighfar dan penampilan brewokan pada karakter antagonis Trio Licik. Salah satu yang mempertanyakan hal itu adalah penulis buku Asma Nadia. "Apa benar-benar kebablasan jika muncul adegan tersebut berkali-kali," kata Asma ketika dihubungi Republika.co.id Rabu (22/11).
Asma menyatakan bahwa harusnya produser memiliki sensitivitas karena di Indonesia yang mayoritasnya umat muslim akan tersinggung dengan hal tersebut. "Tapi jika porsinya diberikan ke karakter yang hadir berkali-kali dan menggunakan simbol atau atribut Islam, sulit untuk melihat ini bukan ketidaksengajaan," lanjut penulis buku Surga yang Tidak Dirindukan ini.
Naura dan Genk Juara bercerita mengenai petualangan Naura dan teman-temannya di hutan dalam penyelamatan hewan. Film drama musikal ini disebut menekankan arti persahabatan dan beberapa hiburan edukasi dalam bentuk sains. Trio Licik merupakan tiga pria yang menjadi karakter penjahat di film tersebut.
Kritikan terhadap penggambaran tokoh Trio Licik awalnya banyak dibahas di grup pesan singkat dan media sosial Facebook serta Instagram. Sudah muncul juga petisi online agar film Naura & Genk Juara disetop. Petisi bertajuk "Stop Film Anak yang Melecehkan Agama" di Change.org itu digagas oleh pengguna bernama Windi Ningsih dan sudah mendapat 47.084 dukungan.