REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sibuk dalam pekerjaan membuat orang tua terkadang memiliki waktu terbatas untuk sang anak. Walau dirasa lelah, sebagai seorang ibu tentunya harus punya cara sendiri untuk mengahdapi anak yang rewel. Tantrum anak yang berlebih padahal terkadang membuat para ibu menjadi stres.
Drg Annisa Rizki memiliki cara sendiri untuk menghindari stres dalam mengasuh anak. Dia mengaku selalu meluangkan waktu untuk 'me time' setidaknya satu bulan sekali. Tapi jika dirasa tidak punya banyak waktu, menghubungi kerabat terdekat untuk sekedar ngobrol atau menonton film kesayangan di rumah juga sudah cukup menghilangkan kepenatannya.
“Jadi biasanya saya punya waktu relaksasi sedirian, menenangkan pikiran, mulai dari ke salon, jalan sama teman, atau ikut acara-acara parenting agar bisa sharing pengalaman dengan ibu-ibu lain. Berbagi itu sangat membantu kita agar merasa plong, seperti sharing dengan sesama ibu muda yang tidak saling menghakimi, jadi kita merasa didukung,” ujar ibu muda ini.
Menurutnya, mengurus anak merupakan pekerjaan yang tidak mudah, terlebih tidak ada sekolah khusus untuk menjadi orang tua. “Walau saya sendiri tidak sampai yang stres berat gitu. Tapi pada saat anak masuk usia eksplorasi yakni 2-3 tahun pas si anak lagi ingin tahu segalanya. Semua dicoba, mulai dari manjat kemudian jatuh, tendang pukul-pukul. Jadi paling biasanya saya diam dulu, anak tenang dan saya tenang baru saya bisa menegur dengan halus.”
Karena pada saat emosi, lanjutnya, pasti orang tua tidak bisa mengontrol jadi sebaiknya dalam mengasuh anak bisa bergantian dengan pasangan. Misalkan ibu yang sedang lelah maka bergantian dengan sang suami, begitu sebaliknya.
Menurutnya sesibuk apapun sebagai orang tua harus meluangkan waktu untuk anak. Ia berusaha pulang kerja memberikan waktu secukupnya atau selalu berupaya untuk mengetahui apa yang diinginkan anak.
“Anak jadi tidak terlalu tantrum, yang penting tahu apa yang dimaui oleh anak, sesibuk apapun kita harus luangkan waktu sekitar 15-30 menit,” ujarnya.
Anindita Widigha (33), seorang dokter kecantikan juga ibu, memahami betul tekanan sebagai orang tua kadang menyebabkan stres. Seperti Annisa, ia pun meyakini respons orang tua yang baik akan meredakan anak rewel hingga menghindari stres di orang tua.
“Namanya ada pekerjaan di luar, kemudian harus mengurus anak juga pasti pernah mengalami stres. Tapi itu tergantung bagaimana kita merespons kondisi anak yang rewel atau ingin mendapat perhatian,” ujar kata dokter yang berpraktik di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.
Baginya, memahami tahap perkembangan anak jadi penting. Dari situ orang tua bisa mengenali fase pertumbuhannya hingga menghindari tantrum.
“Jadi kita bisa tau, oh sebenarnya anak usia sekian inginnya seperti apa, kita sebagai orang tua tahu cara menanganinya. Jadi kalau misalkan sampai ada kasus ibu yang mencederai anak yang rewel itu karena ketidaktahuan sang ibu akan apa yang dimaui si anak, sementara sang anak belum bisa mengutarakan apa yang dia inginkan."
Anindita menekankan, orang tua harus menyadari bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga. Bila sudah mencamkan itu, orang tua diharapkan berusaha tidak semena-mena ke anak.
“Penting untuk yang namanya me time, karena anak saya sudah mulai besar ya usia 4 tahun, jadi paling bisa curi-curi waktu saat dia ke sekolah entah untuk ke salon yang penting bisa atur waktu. Kemudian kita juga harus jaga komunikasi dengan pasangan dan selalu ingat akan tanggung jawab yang Allah berikan kepada orang tua,” tutupnya.