REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Perpustakaan kini tak lagi terkesan suram, dingin, dan membosankan. Di Taman Baca Kesiman, perpustakaan disajikan dengan cara kreatif, sehingga meningkatkan minat baca pengunjung.
Taman Baca Kesiman yang beralamat di Jalan Sedap Malam Nomor 234, Denpasar menjadi tempat nongkrong pintar berbagai kalangan, khususnya anak-anak muda di Bali. Taman baca yang baru berdiri 2014 ini lebih tepat disebut dapur buku karena didesain untuk tempat baca buku sambil makan, minum, dan pertemuan berbasis komunitas.
Pengunjung cukup merogoh kocek lima ribu rupiah untuk segelas kopi bali, teh hangat, atau wedang jahe. Seporsi kentang goreng dengan harga Rp 20 ribu atau salad kebun yang bahan bakunya diambil langsung dari kebun sekitar seharga Rp 15 ribu sudah bisa mengenyangkan perut.
Pengunjung Taman Baca Kesiman bebas membaca lebih dari 2.500 koleksi buku pribadi milik founder, Agung Alit dan Hani Duarsa. Misinya adalah menumbuhkan minat baca dan meningkatkan literasi masyarakat secara umum. Tempat ini buka pukul 10.00 WITA hingga 18.00 WITA.
Pengunjung bisa memilih sendiri tempat membacanya, di dalam ruangan, di kursi-kursi kayu di halaman, atau sambil tiduran di lapangan rumput yang berada persis di samping perpustakaan. Semua buku yang dipinjam sementara hanya boleh dibaca di tempat, tidak boleh dibawa pulang.
Taman Baca Kesiman hanya tempat kecil untuk wisata edukasi, sekaligus membangun peradaban generasi yang sadar baca. Mereka nantinya akan menghadapi arus perubahan zaman yang terus bergerak cepat.