Mercusuar yang dibangun oleh Z.M. Willem III pada 1879 menjadi saksi bisu sejarah di Pulau Edam, yang dikenal dengan sebutan Pulau Damar, Kepulauan Seribu Selatan.
Dulu, pulau itu merupakan salah satu pulau tersibuk di zamannya. Tak sedikit kapal pengangkut rempah-rempah yang bersandar dan lalu-lalang di pulau yang tak berpenghuni ini.
Menara suar setinggi lebih kurang 52 meter itulah yang menjadi satu-satunya alat untuk mengatur dari navigasi kapal-kapal yang hendak berlabuh maupun berangkat dari Pulau Edam.
Bupati Kepulauan Seribu, Husein Murad mengatakan, berdasarkan cerita-cerita sejarah, ia mengajak para pelancong untuk menjadikan Pulau Edam sebagai salah satu lokasi pulau wisata sejarah. Katanya, di pulau tersebut para pelancong bisa medengar cerita-cerita sejarah dari setiap bangunan dan benda yang ada.
Baca Juga: 669 Telur Penyu Sisik Diselamatkan dari Pulau Sebira
"Dengan kata lain, di pulau ini kita bisa mendengar kesibukan lalu lintas laut maupun mendengar ceita sejarah pada zamannya," ujarnya, Senin (16/9).
Selain menjadi wisata edukasi, di pulau ini para pelancong juga bisa mengeksplorasi keindahan alamnya yang masih sangat alami dan jarang dikunjungi pelancong selain para pemancing dari wilayah terdekat, salah satu wisatawan mancing dari Tangerang.
Para pelancong juga bisa mendengar nyiur angin pantai dari pepohon damar atau benteng pertahanan zaman Belanda, bangunan peninggalan Jepang.
"Yang jelas, untuk bisa sampai ke Pulau Edam, para pelancong bisa berangkat dari Marina Ancol atau dari Tanjung Pasir dengan waktu tempuh sekitar 30 menit perjalanan," katanya.
BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.